Jakarta, IDN Times - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Andi Widjajanto, mengungkap sejak awal pemerintah memang melibatkan Ibu Negara Iriana Jokowi untuk ikut berangkat ke Kyiv dan Moskow.
Iriana, kata Andi, adalah simbol dan pesan kepada Ukraina dan Rusia, bahwa Pemerintah Indonesia serius untuk mengupayakan perdamaian.
"(Kehadiran Iriana) untuk mempertegas bahwa Indonesia berangkat ke Ukraina dan Rusia, semata-mata untuk misi perdamaian. Presiden Jokowi tak memiliki kepentingan apapun," ujar Andi ketika berbicara kepada stasiun Metro TV pada Minggu, (3/7/2022).
Ia menjelaskan untuk membuka jalan menuju upaya perdamaian, maka salah satu caranya bisa menggunakan koridor kemanusiaan. "Melalui koridor kemanusiaan, pengungsi bisa ditarik keluar dari wilayah perang atau bantuan-bantuan kemanusiaan bisa masuk melalui koridor kemanusiaan itu," tutur dia.
Iriana hadir di Kyiv dengan memberikan obat-obatan ke rumah sakit menjadi simbol agar upaya perdamaian semakin diperkuat. Sehingga, upaya gencatan senjata pada akhirnya bisa dicapai.
Keberanian Jokowi ikut membawa ibu negara dalam misi perdamaian di Ukraina dan Rusia dipuji oleh sejumlah pihak. Sebab, ia menjadi pemimpin negara pertama yang berani mengajak pasangannya untuk menyaksikan langsung dampak peperangan di Ukraina.
Saat berada di Kyiv, Iriana terekam kamera secara simbolis menyerahkan bantuan obat-obatan bagi rumah sakit. Total bantuan yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada Ukraina mencapai 5 juta dolar Amerika atau setara Rp74,5 miliar. Dikutip dari akun media sosial KBRI Kyiv, selain dalam bentuk obat-obatan, bantuan juga diberikan dalam bentuk alat kesehatan.
Bantuan dari Indonesia diterima langsung oleh Menteri Kesehatan Ukraina, Viktor Liashko. "Dengan bismillah, saya mendampingi Bapak, moga-moga peperangan ini segera berakhir karena saya sangat merinding melihatnya," ujar Iriana seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, 30 Juni 2022.
Mengapa Jokowi harus bersusah payah dan mengambil risiko terbang langsung ke Kyiv dan Moskow?