Jakarta, IDN Times - Sejumlah nama calon pimpinan dan dewan pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2024-2029 disorot. Sekretaris Jenderal Transparency International (TI) Indonesia Danang Widoyoko menyebut, proses seleksi pimpinan dan dewan pengawas ini hanya bentuk kompromi politik, bukan profesionalitas.
“Jangan sampai panitia pelaksana (pansel) membuat KPK bunuh diri berkali-kali dan justru menghadirkan boneka baru untuk jadi alat politik rezim ke depan," kata dia dalam keterangannya Jumat (13/9/2024).
Danang menilai, 20 kandidat capim dan dewas KPK yang lolos seleksi hanya menunjukkan keterwakilan. Menurutnya, puluhan nama yang lolos itu tak memperlihatkan integritas, kemampuan, dan keberpihakan pada agenda pemberantasan korupsi.