Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Irfan fathurohman

Jakarta, IDN Times - KPU meragukan keaslian ribuan formulir C1 yang ditemukan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Menanggapi temuan itu, cawapres Sandiaga Uno meminta pihak terkait memeriksa keaslian ribuan formulir C1 tersebut.

"Tentunya laporan dari dua belah pihak, baik dari 02 maupun 01, harus sama-sama ditelusuri supaya betul-betul pemilu yang jujur adil dan honest. Dan tidak hanya menguntungkan 01, tapi yang menguntungkan 02 juga harus diteliti dan ditelusuri sampai selesai," kata Sandiaga saat ditemui di kediaman orang tuanya, Jalan Galuh, Kebayoran Baru, Jaksel, Senin (6/5).

1. Sandiaga minta BPN tuntaskan soal temuan C1

IDN Times/Irfan fathurohman

Ribuan formulir C1 tersebut terdapat dalam dua kardus yang diamankan dari Jalan Besuki, Menteng, pada Sabtu (4/5). Dari foto Bawaslu Jakpus, tampak kardus itu bertuliskan 'Kepada Yth. Bapak Toto Utmo Budi Santoso Direktur Satgas BPN PS Jalan Kertanegara No. 36 Jakarta Selatan' dan 'Dari Moh. Taufik Seknas Prabowo-Sandi Jalan HOS Cokro Aminoto No. 93 Menteng Jakarta Pusat'.

Sandiaga mengaku belum menerima laporan detail terkait penemuan ribuan formulir C1 tersebut. Namun, dia tak menampik bahwa Seknas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Menteng memang tempat pengumpulan C1 dari para saksi.

"Itu coba diklarifikasi sama teman-teman BPN. Itu kan bagian daripada proses penghitungan yang dilakukan oleh BPN. Dan Seknas itu salah satu sentra pengumpulan C1 dari relawan juga," jelas ia.

2. Bawaslu amankan dua kardus berisi C1

IDN Times/Irfan fathurohman

Sebelumnya diberitakan, Bawaslu Jakarta Pusat mengamankan dua kardus berisi ribuan formulir C1. Dalam kardus pertama, terdapat 2.006 C1, sementara dalam kardus kedua terdapat 1.761 C1.

Kordiv SDM Bawaslu Jakarta Pusat, Roy Sofia Patra Sinaga, mengatakan ribuan formulir C1 itu berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Tapi menurut Roy, isi formulir C1 itu berbeda dengan hasil rekapitulasi di TPS.

"Misalkan suara 01 100 suara dan 02 50, di C1 yang kita dapatkan itu, 01 ada 50 suara dan 02 ada 100 suara. Tanda tangan saksi juga berbeda karena kita juga cek beberapa TPS lewat KPU berbeda," terang Roy saat dimintai konfirmasi, Senin (6/5).

3. Seknas sebut Bawaslu menyalahkan media yang pelintir berita

IDN Times/Irfan fathurohman

Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengaku langsung mengonfirmasi ke Bawaslu terkait temuan ribuan formulir C1 di Menteng, Jakarta Pusat, yang diduga palsu dan menguntungkan paslon 02 Prabowo-Sandiaga. Temuan ribuan C1 itu terjadi saat razia lalu lintas oleh kepolisian.

Ketua Tim Advokasi Seknas Prabowo-Sandiaga, Yupen Hadi, menyebutkan konfirmasi ini mereka lakukan lantaran pihak Seknas langsung terseret dalam kasus yang mereka sebut 'kurang kerjaan' dan 'tidak jelas' itu.

Yupen pun mengaku telah mendatangi langsung Bawaslu Jakarta Pusat selaku pihak yang menangani temuan dua dus form C1 yang diduga palsu itu. Yupen mengaku langsung menemui sentra Gakkumdu di Bawaslu Jakpus dan bertemu dengan sejumlah komisioner yang memang memiliki kendali untuk penanganan kasus ini.

"Saya ke Bawaslu Jakarta Pusat. Kita nanya sama mereka, 'Ini yakin palsu semua atau gimana sebenarnya?' Lalu, dia bilang ini dipelintir media. Saya bingung dipelintir gimana. Karena ada sampel yang coba disampaikan. Lalu kita tanya kronologi kejadian," kata Yupen kepada wartawan, Selasa (7/5).

4. Seknas curigai polisi yang merazia

Saat mengunjungi Bawaslu itu, Yupen mengaku penemuan C1 itu bermula ketika ada seseorang yang memesan transportasi online. Namun, dia tak menjelaskan siapa orang yang dimaksud.

Dari orderan itu, orang tersebut mendapat taksi online dengan mobil Toyota Sigra. Kata Yupen, di dalam mobil tersebut terdapat dua dus berisi form C1, yang kemudian saat dirazia oleh polisi di sekitar Jalan Besuki langsung diamankan.

"Begitu dilihat ada form c1, mungkin polisinya langsung mikir, wah ini form palsu ini harus lapor ke Bawaslu," kata Yupen.

Dalam hal ini, Yupen pun mempertanyakan bagaimana bisa aparat polisi langsung menyebut bahwa formulir C1 itu palsu. Padahal jelas, polisi belum membongkar dus tersebut sama sekali.

"Pertanyaannya, dari mana dia tahu palsu? Kalau benar, apa masalahnya? Akhirnya, dibawa ke Bawaslu Jakpus. Di sana, sejauh ini masih ditelusuri. Sopir taksi online-nya masih diperiksa," kata dia.

5. Seknas curiga C1 itu sengaja direkayasa oleh oknum

IDN Times/Nugroho Adi Purwoko

Setelah mendengar hal tersebut, Yupen mengaku sempat berasumsi bahwa temuan formulir C1 itu merupakan sesuatu yang sengaja direkayasa. Apalagi, dus tersebut juga disertai dengan surat yang menyatakan bahwa CEO Seknas M Taufik yang menjadi dalang di balik pengiriman form C1 palsu itu.

"Asumsinya, kita khawatir kita lagi diskenariokan seperti itu. Saya mendengar ada surat yang ditandatangani oleh Pak Taufik dan ditujukan ke Pak Topo. Di dalam surat itu, seakan-akan kongkalikong gila-gilaan. Ini ada orang yang sedang mencoba membuat skenario luar biasa," kata dia.

"Kemudian kalau razia, kenapa harus periksa mobil, kenapa gak periksa suratnya aja? Lalu pas ketemu C1, kenapa otak dia langsung berpikir investigatif seolah ada yang salah dan harus melapor ke Bawaslu," kata dia.

Editorial Team

EditorElfida