Ilustrasi Ka'bah dan Masjidil Haram (IDN Times/Uni Lubis)
Di dalam sejarahnya, Nabi Muhammad SAW ingin berbeda dengan ahlul kitab orang-orang Yahudi. Misalnya, ketika umat Islam di masa Rasulullah menjalankan syariat puasa asyura, yakni 10 Muharram.
Begitu Rasul mengetahui orang-orang Yahudi juga melakukannya, maka Rasul memerintahkan para sahabatnya berpuasa sehari sebelumnya, yakni pada hari tasu'a atau 9 Muharram. Tujuannya adalah untuk membedakan dengan orang-orang Yahudi.
Selain itu, ketika turun perintah dari Allah SWT dalam surahi Al-Baqarah untuk memindahkan kiblat, yang tadinya menghadap Baitul Maqdis di Palestina menuju arah Makkah atau Ka'bah.
Asbabun nuzul ayat tersebut adalah Rasulullah sering melihat ke arah langit, karena ingin kiblatnya dipindahkan untuk menyelisihi orang-orang Yahudi. Sebab mereka juga beribadah menghadap ke Baitul Maqdis.
Maka, orang Yahudi bisa berkata bahwa ajaran mereka tidak beda dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, karena beribadah menghadap ke arah yang sama.