IDN Times/Irfan Fathurohman
Ketika kubu Jokowi-Ma’ruf memilih pebisnis menjadi ketua tim sukses, kubu Prabowo-Sandiaga memilih mantan Panglima TNI menjadi ketua tim pemenangannya, yakni Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso.
Djoko Santoso menjabat sebagai Panglima TNI sejak Desember 2007 hingga September 2010. Setelah pensiun, Djoko memutuskan terjun ke dunia politik dan kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Selama berkarir di dunia militer, Djoko pernah mengemban tugas sebagai Komandan Peleton 1 Kompi Senapan A Yonif 121/Macan Kumbang, Waassospol Kaster TNI pada tahun 1998, Kasdam IV/Diponegoro pada tahun 2000, juga Pangdivif 2/Kostrad pada tahun 2001.
Di kubu Jokowi-Ma’ruf juga terdapat sosok-sosok jenderal purnawirawan. Salah satunya Jenderal (Purn) Moeldoko yang juga mantan Panglima TNI. Selama berkarier di dunia militer, ia bertaburan bintang dan penghargaan karena perstasinya.
November 2013, Moeldoko mendapatkan penghargaan militer Pingat Jasa Gemilang atas kontribusinya selaku mantan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, yang diberikan oleh Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam dan disematkan langsung melalui Menteri Pertahanan Singapura Dr. Ng Eng Hen.
Pada 2015 giliran Malaysia memberikan Bintang Kehormatan Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera (DKAT) untuk sosok yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan tersebut. Oleh pemerintah Indonesia, Moeldoko juga pernah menerima Bintang Yudha Utama, Bintang Jalasena Utama dan Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama.
Selain itu, mulai dari Bintang Dharma, Eka Paksi Pratama, Eka Paksi Nararya, hingga Satya Lencana Wira Dharma pernah diterima Moeldoko. Pada 1981, Moeldoko menerima jabatan pertamanya di militer sebagai Komandan Pleton (Danton) Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana.