Tina Talisa (IDN Times/Evan Yulian Philaret)
Data UNICEF 2021 menunjukkan 20,9 persen anak Indonesia kehilangan kehadiran ayah dalam keseharian. Sementara Badan Pusat Statistik mencatat, hanya 37,17 persen anak usia 0–5 tahun yang diasuh penuh oleh kedua orang tuanya. Penelitian University of Maryland menemukan, anak yang dekat dengan ayah sejak kecil lebih jarang berperilaku bermasalah. University of Oxford juga mencatat, anak dengan ayah yang aktif terlibat cenderung memiliki prestasi akademis lebih baik.
“Fenomena fatherless di Indonesia butuh perhatian serius. Dukungan terhadap keterlibatan ayah dalam pengasuhan harus ditingkatkan agar anak tumbuh sehat secara fisik, mental, dan emosional,” kata Tina.
Tina menambahkan, meski dirinya telah bercerai sejak 2024 dengan ayah dari kedua anaknya, ia meyakini keterlibatan ayah tetap sangat penting. Kunci utamanya adalah komunikasi terbuka, dukungan emosional, serta waktu berkualitas bersama anak.
“Kejujuran kepada anak mengenai kondisi keluarga juga penting agar mereka merasa dihargai, didengarkan, dan diterima. Meski orang tua tidak lagi bersama, anak selalu perlu merasakan kasih sayang dari keduanya. Fokus pada keterlibatan positif akan membantu anak tumbuh dengan empati, kebaikan hati, dan kepercayaan diri,” ungkapnya.