Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WHO: Tembakau Tingkatkan Risiko Stunting

ilustrasi asap rokok (pexels.com/ Pixabay)
ilustrasi asap rokok (pexels.com/ Pixabay)
Intinya sih...
  • Temuan WHO: tembakau berkontribusi pada stunting anak.
  • Paparan asap rokok meningkatkan risiko stunting, terutama sejak dalam kandungan.
  • Langkah pencegahan WHO: perlindungan ibu hamil dan anak dari paparan asap rokok, serta kebijakan pengendalian tembakau yang lebih ketat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan temuan baru yang menyatakan bahwa tembakau berkontribusi pada stunting pada anak.

Dalam laporan terbarunya, WHO menegaskan bahwa hampir 150 juta anak di dunia mengalami hambatan pertumbuhan akibat berbagai faktor, termasuk paparan asap rokok sejak dalam kandungan. Sebagian besar adalah anak-anak di Afrika dan Asia.

Kondisi ini tidak hanya menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit serius hingga kematian dini.

Dampak tembakau terhadap pertumbuhan anak

Paparan asap rokok terbukti meningkatkan risiko stunting pada anak. Anak yang tumbuh dalam keluarga perokok lebih rentan mengalami hambatan pertumbuhan, dan risiko ini makin besar seiring intensitas paparan.

Risiko paling serius muncul sejak dalam kandungan. Merokok selama kehamilan berkaitan erat dengan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, serta keterbatasan pertumbuhan janin. Ini merupakan faktor-faktor utama yang memicu stunting pada usia dini.

Makin banyak ibu merokok selama kehamilan, makin kuat pula dampak buruk yang dialami bayi, bahkan hingga melewati masa bayi. Sebaliknya, penelitian menunjukkan bahwa berhenti merokok selama kehamilan bisa meningkatkan peluang anak tumbuh dengan sehat.

“Stunting merampas hak anak untuk tumbuh, belajar, dan berkembang,” ujar Dr. Etienne Krug, Direktur Departemen Determinan Kesehatan, Promosi, dan Pencegahan WHO, dalam keterangan tertulis (9/9/2025).

Langkah pencegahan dari WHO

Asap rokok mengandung ribuan zat kimia beracun yang dapat merusak perkembangan janin dan anak. Paparan selama kehamilan tidak hanya menyebabkan keterlambatan pertumbuhan, tetapi juga meningkatkan risiko kelainan bawaan serta penyakit kronis di kemudian hari.

Setelah lahir, anak yang terpapar asap rokok lebih mudah mengalami infeksi saluran pernapasan dan gangguan perkembangan. Ini termasuk anak yang masuk dalam kategori perokok pasif.

Melihat ancaman tersebut, WHO menyerukan langkah nyata kepada seluruh negara untuk memperkuat perlindungan kesehatan melalui implementasi penuh WHO Framework Convention on Tobacco Control dan kebijakan MPOWER. Ini termasuk:

  • Melindungi ibu hamil dan anak-anak dari paparan asap rokok.
  • Mendukung layanan penghentian tembakau, terutama bagi ibu hamil.
  • Menegakkan lingkungan bebas asap rokok di semua ruang publik dalam ruangan.

Stunting akibat paparan tembakau sejatinya bisa dicegah, asalkan ada komitmen bersama untuk melindungi ibu dan anak dari bahaya rokok. Dengan kebijakan pengendalian tembakau yang lebih ketat, generasi masa depan dapat tumbuh lebih sehat dan terlindungi.

Referensi

"WHO warns that tobacco use is linked to child stunting". World Health Organization. Diakses pada September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Ahli Kesehatan Tidur: Jam Tidur Orang Indonesia Terburuk di Asia

11 Sep 2025, 17:46 WIBHealth