Ilustrasi bendera partai politik (ANTARA FOTO/Ampelsa)
Pada acara yang sama, Kepala Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor mengatakan pemerintah perlu membuat partai politik yang 'sehat', yaitu tidak tergantung secara material kepada elite di dalamnya agar Indonesia terlepas dari jerat oligarki. Sebab, Firman mengatakan, oligarki semakin mengancam politik Indonesia.
"Caranya (terlepas dari ancaman oligarki), kita harus membuat partai politik yang sehat. Salah satunya dengan memberikan satu dukungan finansial yang bisa dipertanggungjawabkan dengan baik dari negara kepada partai-partai itu," ucap Firman.
Menurut Firman, ancaman tersebut muncul seiring ketimpangan ekonomi di Indonesia yang menghadirkan kelompok eksklusif. Kelompok itu dapat mengendalikan aktivitas politik.
"Saat ini, bahkan dari dulu, sulit untuk mengatakan kita telah terbebas dari oligarki mengingat juga ketimpangan ekonomi terasa menghadirkan kelompok eksklusif yang berkelimpahan secara sumber daya ekonomi," ujar dia.
Firman juga menilai ancaman itu didukung biaya politik yang mahal sehingga hanya dapat dipenuhi kaum oligarki. Ancaman oligarki, lanjut dia, dapat dilihat dari peristiwa pada 2019 yang menandai kelanjutan pemerintahan Presiden Jokowi, tetapi periode baru bersama Wapres Ma'ruf Amin. Saat itu, para mahasiswa berkumpul dan turun ke jalan menentang kebijakan yang kental bernuansa oligarki.
Mereka menuntut presiden membatalkan Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK) dan RUU KUHP, yang dianggap sebagai wujud tunduknya pemerintah kepada kepentingan kaum oligarki.
"Tidak bisa dibayangkan bagaimana sulitnya kita menghadapi kekuatan oligarki yang tentu saja punya potensi menggerus kehidupan demokrasi kita," ucap Firman.
Secara umum, menurut Firman, kualitas kehidupan politik yang seperti itu merupakan imbas lemahnya lembaga demokrasi dan civil society atau masyarakat madani yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupan.
Selain itu, kata dia, ada pula faktor dari berkuasanya aktor-aktor politik opurtunis, ketimpangan ekonomi, serta pendidikan Indonesia yang tidak menguatkan nilai-nilai demokrasi.
Untuk itu, Firman berharap, ada satu generasi elite dan pemerintah yang melawan ketimpangan ekonomi. Dia pun kembali menekankan partai politik perlu ditegakkan karena mereka merupakan lembaga penyumbang utama elite politik.
Dengan demikian, mereka akan menentukan kehidupan politik berbangsa dan bernegara yang lebih baik serta terlepas dari jeratan oligarki.