Presiden Prabowo Subianto (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Dalam riset itu, Idsight juga mengungkap, publik memberikan nilai positif terhadap kinerja Presiden Prabowo dengan skor 77,5 persen. Hanya 10,1 persen yang menilai secara negatif, dan sisanya cenderung bersikap netral.
"Penilaian tersebut masih terbilang tinggi, jika melihat penurunan yang sempat dialami pada triwulan II yakni 74,6 persen dan triwulan III 72,2 persen. Meskipun demikian, angkanya masih di bawah penilaian pada 100 hari pemerintahan yang tembus di atas 80 persen," ucap Johan.
Sementara, penilaian terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka cenderung stabil. Namun terjadi penurunan sedikit pada triwulan II dan III.
Penilaian positif terhadap Gibran kini bertengger pada angka 75,8 persen, di mana penilaian negatif sebesar 15,6 persen dan sisanya netral.
Johan menjelaskan, penilaian publik terhadap kinerja Prabowo-Gibran dipengaruhi oleh berbagai program prioritas yang digenjot di setahun pertama kepemimpinannya. Di antaranya yang paling menonjol adalah makan bergizi gratis (MBG). Kasus mengenai keracunan MBG jadi salah satu dampak penilaian negatif masyarakat terhadap kinerja Prabowo-Gibran.
“Selain itu publik juga mempertanyakan janji penciptaan 19 juta lapangan kerja yang dilontarkan pada debat Pilpres,” ujar Johan.
Meski begitu, penilaian publik berangsur membaik setelah Prabowo menyampaikan pidato pada sidang Majelis Umum PBB di New York dengan menyerukan perdamaian antara Palestina dan Israel.
“Tampilnya kembali Indonesia di panggung dunia membangkitkan kebanggaan bagi publik,” imbuh Johan.