Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Jakarta, IDN Times - Bencana Tsunami yang terjadi di Selat Sunda dan berdampak ke Lampung Selatan dan Banten menjadi duka bagi Indonesia. Kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (23/12) malam.

Melalui akun Twitternya (@Sutopo_PN) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho memberikan rangkaian statement terkait bencana tersebut. Tak tersedianya sistem peringatan dini Tsunami dianggap Sutopo menjadi salah satu kelemahan negara rawan bencana seperti Indonesia.

1. Indonesia belum memiliki sistem peringatan dini tsunami

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Menjadi salah satu negara rawan bencana, Indonesia ternyata belum memiliki sistem peringatan dini Tsunami. Hal ini disampaikan Sutopo dalam salah satu tweetnya.

“Indonesia belum memiliki sistem peringatan dini tsunami yang disebabkan longsor bawah laut dan erupsi gunung api. Yang ada saat ini sistem peringatan dini yang dibangkitkan gempa. Sistem sudah berjalan baik. Kurang dari 5 menit setelah gempa BMKG dapat memberitahukan ke publik,” tulis Sutopo.

2. Sistem peringatan dini harus dibangun

ANTARA NEWS/Asep Fathulrahman

Menurut Sutopo, penting untuk Indonesia memiliki sistem peringatan dini Tsunami. Dua peristiwa Tsunami yang pernah terjadi dapat menjadi pembelajaran.

“Indonesia harus membangun sistem peringatan dini yang dibangkitkan longsor bawah laut & erupsi gunung api. Adanya gempa menyebabkan longsor bawah laut lalu memicu tsunami di antaranya tsunami Maumere 1992 dan tsunami Palu 2018,” cuit Sutopo.

3. Wilayah Indonesia rawan bencana termasuk Tsunami

IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

“127 gunung api atau 13% populasi gunungapi di dunia ada di Indonesia. Beberapa di antaranya gunung api ada di laut dan pulau kecil yang dapat menyebabkan tsunami saat erupsi. Tentu ini menjadi tantangan bagi PVMBG, BMKG, K/L dan perguruan tinggi membangun peringatan dini,” tulis Sutopo.

Sistem peringatan dini tsunami menjadi penting untuk dimiliki Indonesia utamanya karena Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan dan rawan bencana. Termasuk bencana Tsunami.

4. Alat peringatan dini bencana lain juga diperlukan

IDN Times/Yogie Fadila

Menurut Sutopo, tak hanya untuk tsunami, alat peringatan dini untuk bencana lain di Indonesia juga diperlukan.

“Bencana lain seperti banjir, longsor, erupsi gunungapi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, puting beliung juga masih perlu sistem peringatan dini. Belum semua daerah rawan bencana ada sistem peringatan dini. Yang bisa memberikan informasi kepada masyarakat sebelum bencana,” tulisnya.

5. Alasan Tsunami selat sunda tak terdeteksi

Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR

Dalam akun Twitternya, Sutopo menuliskan alasan tsunami Selat Sunda tak terdeteksi. “Tidak ada peringatan dini tsunami  di Selat Sunda pada 22/12/2018 malam. Tidak adanya peralatan sistem peringatan dini menyebabkan potensi tsunami tidak terdeteksi sebelumnya,” tulis Sutopo.

“Tidak terpantau tanda-tanda akan datangnya tsunami sehingga masyarakat tidak memiliki waktu evakuasi,” sambungnya

6. Jaringan Buoy di Indonesia sudah lama tak berfungsi

ANTARA FOTO/Ardiansyah

Sebelumnya Indonesia memiliki alat deteksi tsunami atau Buoy. Namun ternyata alat tersebut sudah tak lagi berfungsi sejak 6 tahun silam.

“Jaringan buoy tsunami di perairan Indonesia sudah tidak beroperasi sejak 2012. Vandalisme, terbatasnya anggaran, kerusakan teknis menyebabkan tidak ada buoy tsunami saat ini. Perlu dibangun kembali untuk memperkuat Indonesia Tsunami Early Warning System,” tulis Sutopo.

Editorial Team