Harits mengimbau kepada kepolisian untuk segera menemukan titik terang kasus bom Surabaya, agar tidak terjadi kesimpangsiuran di masyrakat.
“Kami berharap polisi segera menemukan titik terang. Banyak bukti yang tertinggal di TKP (tempat kejadian perkara). Kalau tidak, akan terjadi spekulasi-spekulasi liar yang beredar di masyarakat,” kata dia.
Ledakan bom Surabaya terjadi di tiga lokasi yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngegel, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro. Polda Jatim menyebutkan ledakan bom di tiga gereja terjadi beriringan mulai pukul 06.30 hingga pukul 07.50 WIB.
Akibat ledakan bom Surabaya, 11 orang dinyatakan meninggal dan 41 lainnya luka-luka. Polisi masih mendata dan mengindentifikasi korban yang saat ini sudah dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan dan identifikasi. Kemungkinan, jumlah korban masih bertambah.