Jakarta, IDN Times - Sejumlah lembaga sosial masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) merilis hasil investigasi awal kematian pengemudi ojek daring, Affan Kurniawan yang tewas dilindas mobil rantis Brimob. Salah satu temuan awal TAUD, pengemudi ojol berusia 21 tahun itu sengaja dilindas oleh anggota Brimob di dalam mobil rantis.
"Ada unsur kesengajaan di sini. Ada kesadaran penuh yang keputusannya diambil oleh kepolisian dan menurut kami, ini adalah tindakan yang berlebihan (dalam menghadapi aksi unjuk rasa)," ujar Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Dimas Bagus Arya, ketika memberikan keterangan pers di kantor KontraS, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2025).
Ia mengatakan, sejak awal upaya penanganan pihak kepolisian terhadap aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR pada Kamis (28/8/2025) lalu sudah berlebihan. Sebab, pihak kepolisian sudah menembakan gas air mata sejak pukul pukul 15.20 WIB.
Namun, polisi malah terus mengejar pendemo hingga ke arah Pejompongan, Jakarta Pusat. Padahal, tugas mereka menjaga obyek vital yakni gedung DPR.
Kemudian, pukul 19.16 WIB, kendaraan rantis Rimueng milik Brimob terlihat melaju kencang di area Jalan Pejompongan Raya.
"Pada pukul 19.27-19.28 WIB, kendaraan taktis Rimueng Brimob dengan pelat dinas Polri 17713-VIII berhenti dan mundur 2-3 meter di depan Alfamart Penjernihan 2, Bendungan Hilir. Kendaraan melaju dengan melawan arah," kata dia.
Analisis Dimas ini diperkuat dengan ditampilkan sejumlah video yang mereka kumpulkan dari sejumlah sumber, baik media sosialmaupun para saksi. Alhasil, TAUD bisa menampilkan beberapa potongan video dari berbagai angle.
Salah satu video menunjukkan massa yang berkerumun di Jalan Pejompongan Raya ditembak gas air mata oleh polisi. Lalu, mobil rantis melaju zig zag ke arah massa.