Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Calon gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil di Masjid Al Kautsar, Polda Metro Jaya. (Dokumentasi tim media RIDO)
Calon gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil di Masjid Al Kautsar, Polda Metro Jaya. (Dokumentasi tim media RIDO)

Intinya sih...

  • Tim hukum RIDO membantah tuduhan stiker 'mau pilih mana' sebagai kampanye hitam, menyebutnya sebagai tindak persekusi.
  • Pemasangan stiker dilakukan sebelum masa tenang pilkada dan tidak melanggar ketentuan, dengan isi stiker tidak menggiring opini warga.
  • Paslon nomor urut dua tidak dimasukkan ke dalam stiker karena independen, dan tim RIDO mendorong lawan untuk melaporkan aksi pemasangan stiker.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tim hukum pasangan calon gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil dan Suswono, membantah tuduhan stiker dengan tulisan 'mau pilih mana' merupakan bentuk kampanye hitam. Justru yang terjadi adalah tindak persekusi lantaran sudah mendatangi dan menginterogasi tim RIDO layaknya personel keamanan. 

"Justru tindakan mereka itu sudah masuk ke kategori persekusi," ujar anggota tim hukum paslon yang dijuluki RIDO, Ramdan Alamsyah, ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Senin (25/11/2024). 

Pemasangan stiker paslon RIDO itu, kata Ramdan, dilakukan sebelum memasuki masa tenang pilkada. Sehingga tidak ada ketentuan yang dilanggar. 

"Itu pemasangan stikernya sebelum kampanye akbar dan bukan kampanye hitam," tutur dia. 

Aksi itu direkam dan diunggah ke akun media sosial politisi PDI Perjuangan (PDIP), Muhammad Guntur Romli. "Tim PSI, PKS dan RIDO tertangkap menempel stiker dan spanduk kampanye hitam pada paslon 03. Lawan, tangkap, serahkan ke polisi dan panwas," demikian yang diunggah Romli di akun media sosialnya. 

Di stiker itu terdapat dua foto paslon. Pertama, Ridwan Kamil-Suswono dengan tiga foto presiden; Prabowo; Jokowi, dan Susilo Bambang Yudhyono (SBY). Kedua, Pramono-Rano Karno dengan foto Megawati, Oesman Sapta Odang, dan Amien Rais. 

1. Pemasangan stiker tidak berupaya giring pilihan warga Jakarta

Stiker 'Mau Pilih Mana' yang diklaim ditempelkan oleh tim paslon RIDO sebelum kampanye akbar. (Tangkapan layar Instagram Gunromli)

Lebih lanjut, Ramdan menjelaskan, tidak ada yang salah dari isi stiker yang ditempel oleh pihak RIDO. Ia juga menggarisbawahi tidak ada upaya penggiringan opini kepada warga Jakarta untuk memilih paslon tertentu. 

"Kalau ada penggiringan opini, kami hanya mencantumkan satu paslon di stiker itu. Tapi, kan pada kenyataannya tidak. Kami cantumkan kedua paslon," tutur dia. 

Ia menambahkan, paslon nomor urut dua, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, tidak ikut dimasukan ke dalam stiker karena mereka adalah paslon independen. Paslon tersebut tidak didukung tokoh partai atau parpol manapun. 

"Latar belakang partai pendukung dan para ketua umum partai atau mantan presiden. Toh, nama cagub dan cawagub ditulis dengan benar sesuai nomor urut," katanya. 

Menurutnya, di dalam stiker tersebut tidak ada unsur penghinaan atau menjelek-jelekan. Semua yang disajikan adalah fakta. 

"Kami juga tidak memasangnya di tempat-tempat terlarang seperti rumah ibadah atau sekolah. Kami hanya fokus memasang stiker di rumah warga dan lingkungan kecil," imbuhnya. 

2. Tim hukum RIDO tantang paslon Pramono-Rano laporkan pemasangan stiker

Suasana kampanye akbar pertama Ridwan Kamil-Suswono di Lapangan Cendrawasih, Cengkareng. (www.instagram.com/@pak_suswono)

Ramdan pun mendorong kubu paslon Pramono-Rano untuk melaporkan saja aksi pemasangan stiker itu kepada Bawaslu. Bila ada dugaan pelanggaran tindak pidana maka juga bisa dilaporkan ke pihak kepolisian. 

"Silakan laporkan saja bila ada dugaan pelanggaran pilkada, agar segera dilaporkan ke Bawaslu dan pihak kepolisian," tutur dia. 

Ia mengatakan, pemasangan stiker yang viral itu terjadi di area Jakarta Barat dan Jakarta Utara. 

3. Ridwan Kamil sudah ingatkan tim agar hindari hal yang kurang baik dalam kampanye

Calon Gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil di Gelanggang Remaja Jakarta Utara. (Dokumentasi tim media RIDO)

Sementara, Ridwan Kamil mengaku sudah mengetahui adanya video pemasangan stiker yang viral. Ia pun mendorong kepada timnya untuk mengampanyekan apa adanya. 

"Saya sudah sampaikan agar kita mengampanyekan apa adanya," ujar Ridwan Kamil di Hotel Malioboro pada 23 November 2024 lalu. 

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu juga meminta kepada timnya untuk menghindari hal-hal yang bersifat yang kurang baik dalam berkampanye. "Kalau sifatnya kurang baik, tolong dihindari karena kita ingin kampanye yang gembira," tutur dia. 

Editorial Team