Jakarta, IDN Times - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo kembali menyinggung soal isu perpanjangan jabatan Presiden Joko "Jokowi" Widodo ketika membaca hasil rilis survei nasional Poltracking Indonesia. Berdasarkan survei yang melibatkan 1.220 responden itu, sebanyak 73,2 persen mengaku puas dengan kinerja Jokowi-Ma'ruf.
Bahkan, bila diliat tren nya pada periode Oktober 2021 hingga November 2022 menunjukkan kenaikan. Pada Mei 2022, tingkat kepuasan hanya 59,6 persen. Lalu, naik pada Agustus 2022 menjadi 66,2 persen dan menjadi 73,2 persen di bulan November 2022 lalu.
Sementara, untuk kinerja Jokowi saja, angkanya tidak berbeda jauh yakni 73,5 persen. Lalu, trennya juga menunjukkan kenaikan pada periode Oktober 2021 hingga November 2022. Angka tingkat kepuasan kinerja Jokowi pun dinilai responden lebih tinggi dibandingkan kinerja Ma'ruf Amin. Sebanyak 64,7 persen responden yang mengaku puas dengan kinerja mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Dalam rilis survei itu, Bamsoet kembali menyinggung soal momen dua tahun saat pandemik COVID-19 yang menyebabkan pemerintahan berjalan lambat. "Pertanyaan pentingnya bukan soal puas dan tidak puasnya publik, tetapi apakah ini berkolerasi dengan keinginan publik untuk terus Presiden Jokowi memimpin kita semua. Artinya, pemerintahan saat ini sudah kehilangan kesempatan dua tahun untuk bergerak," ungkap pria yang akrab disapa Bamsoet itu seperti dikutip dari YouTube Poltracking Indonesia, Jumat, (9/12/2022).
Ia pun menyadari beragam kontroversi dari isu perpanjangan masa jabatan presiden. Meski begitu, Bamsoet mengaku ingin tahu apa keinginan publik soal Jokowi yang memperpanjang masa jabatannya.
"Apakah publik sepakat untuk memimpin kita dalam melalui masa transisi ini," tutur dia lagi.
Sementara, Poltracking Indonesia belum pernah merilis hasil survei soal penundaan Pemilu 2024. Apakah hasil survei ini bisa dijadikan alasan untuk menunda Pemilu 2024?