Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen Nugraha Gumilar akhirnya mengakui bahwa Badan Intelijen Strategis (BAIS) pernah diretas. Data-datanya pun sudah dicuri dan dijual di dark web. Namun, Nugraha menyebut data yang kini ada di situs Breach Forums merupakan data-data lama.
"Data yang diretas adalah data lama dan di-release tahun 2024. Saat ini server sudah dinonaktifkan untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut," ujar Nugraha melalui pesan pendek pada Kamis (27/6/2024).
Sebelumnya, peretas yang menamakan diri MoonzHaxor menyampaikan notifikasi di situs Breach Forums bahwa ia memiliki data-data yang diperoleh dari BAIS TNI. Di situs tersebut, MoonzHaxor mengatakan akan menjual 2.000 data anggota BAIS TNI sebanyak 773 kilobyte dan dokumen rahasia dengan bobot 33,7 gigabyte.
Data anggota dijual dengan harga 1.000 Dollar Amerika Serikat atau setara Rp16,3 juta. Sedangkan, data-data rahasia dijual dengan harga 7.000 Dollar Amerika Serikat atau setara Rp114,7 juta.
Ia mengatakan hanya menerima pembayaran menggunakan crypto atau monero. Monero juga merupakan mata uang crypto.