Jakarta, IDN Times - Di media sosial sempat ramai diperbincangkan soal tangkapan layar laman Sirup Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) mengenai paket pengadaan aplikasi Information Respond System yang dilakukan oleh Mabes TNI Angkatan Laut (AL). Di paket penyedia dengan kode RUP 54391291, digunakan untuk membuat counter opini oleh pihak Dinas Penerangan TNI AL.
"Sudah saatnya Dispenal menerapkan strategi Information Respond System dengan membangun sebuah sistem yang dapat meminimalisasi munculnya opni negatif yang tersebar di masyarakat umum dengan menyebarkan informasi positif melalui keterlibatan Key Opinion Leader (KOL) guna menggiring opini masyarakat ke arah opini yang positif dan kondusif," demikian tertulis di laman sirup LKPP.
Sementara, di bagian spesifikasi pekerjaan itu tertulis sebagai berikut 'penggiringan opini-opini ini biasanya dilakukan dengan memanfaatkan akun sosial media dengan menciptakan fenomena word of mouth atau dari mulut ke mulut di media sosial sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secara berulang dengan tujuan untuk menjangkau dan menarik perhatian audiens yang lebih luas. Metode seperti ini juga dikenal dengan sebutan Buzzer.'
Pengadaan pekerjaan ini kemudian viral di media sosial dan menjadi buah bibir. Apalagi total pagunya mencapai Rp100 miliar. Tanggal diumumkan paket itu tertulis pada 19 Desember 2024. Sedangkan, pelaksanaan kontrak pada Januari 2025-Februari 2025.
Kemunculan paket pengadaan ini bersamaan dengan insiden penembakan bos rental mobil oleh tiga anggota TNI AL. Sehingga, paket pengadaan itu seolah-olah bisa langsung dimanfaatkan untuk membuat narasi tandingan peristiwa penembakan 2 Januari 2025 lalu.