Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Freddy Ardianzah, Banjir Sumatra
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Freddy Ardianzah di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. (Dokumentasi Puspen TNI)

Intinya sih...

  • Total bantuan TNI yang sudah didistribusikan ke Sumatra 1,5 juta ton

  • Sejumlah jembatan Bailey telah dibangun untuk hubungkan daerah yang terputus

  • TNI evaluasi metode airdrop di titik bencana

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Salah satu keadaan sulit yang dihadapi warga di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, usai dihantam banjir bandang, yakni kesulitan mendapatkan air bersih. Bahkan, berdasarkan pengakuan warga Aceh Tamiang, mereka terpaksa meminum air genangan banjir karena tidak ada air bersih.

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Freddy Ardianzah mengatakan pihaknya juga fokus pada penyediaan air bersih. Salah satunya dengan mengerahkan sembilan unit mobil reverse osmosis (RO) yang membawa alat pemurni air.

"Ini akan menjadi masukan bagi kami untuk posko-posko yang ada di sana. Tapi saya kira Kodam dan pemerintah daerah akan berusaha maksimal untuk itu (penyediaan air bersih). Kementerian dan lembaga punya alat yang mampu untuk mengubah air keruh atau kotor untuk layak diminum," ujar Freddy dalam keterangan video yang dikutip Minggu (7/12/2025).

Dari TNI, alat pemurni air disediakan unsur zeni TNI AD. Mereka mengoperasikan mobil pemurni air di sejumlah titik, sehingga air kubangan dan genangan dapat diolah menjadi air layak konsumsi. Jenderal bintang dua itu mengatakan, sejak dua pekan lalu, total sudah ada 30.791 personel militer yang dikerahkan ke lokasi bencana di tiga provinsi.

"Itu semua didukung 18 pesawat angkut yang terdiri dari A400M, Hercules C-295, Casa dan Caravan. Selain itu, kami juga mengerahkan 36 helikopter berbagai tipe. Mulai dari Caracal, Super Puma, dan Bell," tutur dia.

Sejumlah alutsista itu dikerahkan untuk mempercepat distribusi logistik. Sebab, masih ada titik lokasi banjir yang terisolir.

"Sementara, dari unsur laut melibatkan 14 KRI (Kapal Perang Indonesia) dan 1 ADRI (kapal jenis landing craft utility). Itu turut mencakup dua KRI rumah sakit, lima KRI logistik dan tujuh KRI tambahan," katanya.

1. Total bantuan yang sudah didistribusikan 1,5 juta ton

Lanud Raden Sadjad salurkan donasi masyarakat Natuna ke daerah yang terdampak banjir di Sumatra. (Dokumentasi TNI Angkatan Udara)

Lebih lanjut, Freddy mengatakan sejauh ini, total bantuan logistik yang sudah didistribusikan mencapai 1.546,34 ton. Bantuan itu disalurkan lewat jalur darat dan udara. Ada sejumlah pangkalan udara sebagai titik aju mulai dari Medan, Padang, Lhokseumawe, Banda Aceh, Rembele dan Sibolga.

"Total bantuan yang disampaikan lewat udara mencapai 239,16 ton," ujar jenderal bintang dua itu.

Ia menambahkan pemenuhan kebutuhan dasar menjadi target percepatan sebab situasi di lokasi bencana sudah berada di titik krisis. "Kemarin disampaikan kebutuhan akan pangan, air bersih, kesehatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat terdampak," tutur dia.

Ia mengatakan untuk menjangkau wilayah-wilayah yang terisolasi maka distribusi bantuan dilakukan lewat udara. Sedangkan, dapur umum TNI dan pos kesehatan juga ikut didirikan di sejumlah titik bencana.

"Puskes TNI turut menyalurkan dukungan obat-obatan guna menanganai ISPA, infeksi, penyakit kulit dan berbagai gangguan kesehatan lain yang kerap muncul di tengah situasi darurat," katanya.

2. Sejumlah jembatan Bailey telah dibangun untuk hubungkan daerah yang terputus

Prajurit TNI AD melakukan pemasangan jembatan bailey di wilayah terdampak banjir di Aceh. (Dokumentasi TNI AD)

Sementara, untuk membuka wilayah yang terisolasi, TNI Angkatan Darat (AD) membangun sejumlah jembatan Bailey di titik-titik yang mengalami putus akses.

"Di Aceh, dibangun dua jembatan yakni di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireuen yang sudah mencapai sekitar 50 persen," ujar Freddy.

Selain itu, jembatan Bailey juga dibangun di Tapanuli Tengah dan Sumatra Barat. Ia mengatakan akan ada delapan titik untuk pembangunan jembatan Bailey di Sumbar.

"Itu semua untuk menyalurkan distribusi logistik. Beberapa jalur terputus sehingga bantuan itu belum sampai kepada para korban dan saudara-saudara kita yang terdampak bencana. Oleh sebab itu, fokus kami yakni membangun jembatan Bailey," tutur dia.

3. TNI evaluasi metode airdrop di titik bencana

Warga di Tukka dan Lumut Sumatra Utara ketika menerima bantuan yang didistribusikan lewat udara. (www.instagram.com/@bobbynst)

Sementara, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, sudah memperbaiki metode distribusi bantuan melalui udara. Langkah ini merespons keluhan dari warga di Sumatra Utara yang merasa kecewa karena bantuan yang diterima dalam keadaan hancur.

Momen itu terekam kamera video dan menjadi viral. Di dalam video dengan durasi kurang dari dua menit itu, terlihat beras yang diterima oleh warga dalam keadaan bungkusnya sudah rusak. Alhasil, beras yang diterima berceceran di permukaan tanah liat.

Salah satu langkah perbaikan dari metode airdrop sebelumnya yakni menggunakan helibox kemudian didistribusikan kepada warga.

"Barang atau bantuan dijatuhkan dari pesawat dalam boks-boks pakai baling-baling. Sehingga saat jatuh ke tanah, bantuan tidak hancur. Selain itu, menggunakan payung udara. Bantuan didrop menggunakan Hercules C-130," ujar Agus ketika memberikan keterangan pers di posko bantuan bencana Sumatra di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Rabu, 3 Desember 2025.

Metode distribusi bantuan dengan airdrop sudah dilakukan di Kabupaten Aceh Tamiang yang masih terisolir. Selain itu, ada pula metode carry delivery system (CDS) dengan menggunakan pesawat CN-295 dan Hercules.

Ia pun menjelaskan soal bantuan yang didistribusikan hancur terkait dengan instruksinya kepada personel di lapangan. Jenderal bintang empat itu berpesan kepada para prajurit agar tetap menjaga keamanan personel dan alutsista yang digunakan.

Editorial Team