Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Momen ketika anggota ormas GPK saat menendang mobil anggota Yonif 412 Purworejo di Magelang. (Tangkapan layar media sosial)

Intinya sih...

  • Video bentrokan ormas GPK-TNI viral di media sosial
  • Peristiwa terjadi di Jalan Raya Magelang-Purworejo pada 28 Mei 2025
  • Mobil TNI terhambat oleh rombongan konvoi ormas, anggota ormas menendang pintu kendaraan TNI

Jakarta, IDN Times - Peristiwa ormas cekcok dengan TNI masih terjadi. Kali ini terjadi di Jalan Raya Magelang-Purworejo tepatnya di Tugu pertigaan Kecamatan Salaman di Kabupaten Magelang pada 28 Mei 2025. Peristiwa itu terekam video dan viral di media sosial.

Kodam IV/Diponegoro membenarkan peristiwa terjadi pada pekan lalu. Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) IV/Diponegoro, Letnan Kolonel (Letkol) Inf Andy Soelistyo mengatakan peristiwa itu bermula ketika mobil OZ yang dikemudikan dua anggota Yonif 412 Purworejo berpapasan dengan dengan konvoi rombongan ormas saat hendak kembali ke kesatuannya di Magelang. 

Tetapi, di dalam perjalanannya, mobil OZ terhambat oleh rombongan konvoi ormas di pertigaan Salaman, Magelang. Rombongan itu menghambat laju lalu lintas kendaraan di sekitarnya. 

"Karena mungkin (konvoi) hampir memenuhi seluruh badan jalan, driver mobil OZ melihat ada celah, dia berusaha masuk untuk mungkin mendahului. Tapi, setelah itu tidak diberi jalan, dihalang-halangi, terus pada saat berhenti terjadi adu mulut," ujar Andy ketika dikonfirmasi pada Selasa (3/6/2025). 

Mobil OZ itu, kata Andy dihampiri oleh salah seorang anggota ormas Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK). Anggota ormas itu bahkan menendang pintu kendaraan mobil anggota Yonif 412 seperti yang terekam kamera kemudian viral. 

1. Ormas GPK yang cekcok dengan TNI disebut pakai knalpot brong

Momen ketika anggota ormas GPK saat menendang mobil anggota Yonif 412 Purworejo di Magelang. (Tangkapan layar media sosial)

Lebih lanjut, Andy mengatakan berdasarkan informasi yang diperolehnya, para anggota ormas tersebut baru saja kembali dari sebuah acara audiensi di kantor Kanwil Kementerian Agama. Menurut informasi, para anggota ormas GPK itu bersikap arogan. 

"Ya, memang (mereka) arogan, bleyer-bleyer (geber kendaraan), pakai knalpot brong. Ya, ibaratnya merasa jadi raja jalanan," tutur dia. 

Ketika peristiwa itu terjadi, ada dua anggota babinsa yang membantu kelancaran lalu lintas di area tersebut. Keduanya turun tangan dan meredam sehingga tidak terjadi aksi balasan setelah salah satu anggota ormas menendang mobil OZ. 

"Padahal, anggota ormas ini yang duluan menendang. Nah, anggota kami mau keluar dari mobil dan ditahan oleh anggota Babinsa. Mungkin anggota ormasnya sambil maki-maki, anggota kami bisa ditahan keluar dari pintu," katanya. 

2. Permasalahan sudah dimediasi secara kekeluargaan

Ilustrasi prajurit TNI Angkatan Darat (AD). (ANTARA FOTO/Aprilio Akbar)

Andy mengatakan permasalahan itu sudah selesai lantaran pada Senin kemarin sudah dilakukan mediasi. Aktivitas itu diikuti oleh pimpinan anggota ormas dan Dandim 075/Magelang. 

"Jadi, sudah selesai secara kekeluargaan. Kemarin sudah dilaksanakan pertemuan yang diinisiasi oleh Forkopimda Kabupaten Magelang," kata Andy. 

Anggota ormas GPK, kata Andy, sudah menyampaikan permohonan maaf kepada TNI. "Intinya sudah ada penyampaian permohonan maaf," imbuhnya. 

3. TNI mewanti-wanti agar ormas tidak merasa jadi jagoan

Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Kolonel Inf Andy Soelistyo di Markad Kodam IV/Diponegoro. (www.instagram.com/@kodim0721blora)

Meski masalah tersebut sudah selesai, Andy tetap memperingatkan kepada ormas seperti GPK agar tidak merasa jagoan. "Kita tidak boleh merasa jagoan atau dapat berbuat lepas tanpa memedulikan hak orang lain untuk memperoleh kenyamanan," kata Andy. 

Menurutnya, semua warga Indonesia harus patuh terhadap peraturan yang berlaku, seperti menghormati hak orang lain saat di jalan.

"Jangan mementingkan diri sendiri dan organisasi dengan mengorbankan orang lain," tutur dia. 

Editorial Team