Dalam rangka penolakan pembangunan pabrik semen di wilayah mereka, sembilan perempuan asal Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, berunjuk rasa di depan Istana Negara pada Rabu (13/4). Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng, Gunretno mengungkapkan bahwa kesembilan perempuan tersebut akan datang bersama sejumlah warga Kendeng.
Aksi penolakan pendirian pabrik semen ini bukan pertama kalinya. Setahun lalu, ibu-ibu dari Pegunungan Kendeng juga melakukan aksi unjuk rasa dengan membunyikan lesung sebagai tanda bahaya di depan Istana Presiden. Aksi menyemen kaki kali ini adalah sebuah simbol bahwa pabrik semen membelenggu hidup dan masa depan warga Pegunungan Kendeng. Para warga berharap bisa bertemu dengan Presiden Jokowi dan bisa berdialog soal pendirian pabrik semen. PT Semen Indonesia yang akan didirikan di Rembang ini diyakini bakal merusak lahan pertanian dan lingkungan.
Direktur Utama PT Semen Indonesia Suparni dengan tegas membantah pembangunan pabrik dan penambangan yang tak sesuai dengan aturan. Dia menegaskan pihaknya telah melakukan penambangan yang sesuai dengan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah). Bahkan dia juga mengklaim amdal perusahaannya sudah sesuai dengan fakta di lapangan. Mereka juga berdalih bahwa semua hal-hal penting sudah dimasukkan.