Hasnaeni Moein "Wanita Emas" Siapkan 700 Pengacara untuk Warga Penjaringan yang Digusur

Hasnaeni Moein yang terkenal dengan julukan "Wanita Emas" mendatangi warga Pasar Ikan, Kecamatan Pejaringan, Jakarta Utara. Kawasan ini sedang digusur oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta.
Dia datang dengan mengenakan kerudung putih serta sepatu kets. Kedatangannya tak lain dan tak bukan adalah untuk berkeliling Pasar Ikan dan melihat kondisi warga yang digusur. Mendengar keluhan para warga, Hasnaeni sesumbar akan menyediakan 700 pengacara untuk membela warga Pasar Ikan yang terdampak penggusuran.

Hasnaeni mengatakan hal tersebut tidak mustahil untuk dilakukan karena pihaknya akan bekerjasama dengan Gerakan Bantuan Hukum Indonesia (GBHI) untuk menjadi tim pengacara warga. Terkait mengenai masalah biaya, Hasnaeni menyebut seluruh bantuan tersebut akan diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Hasnaeni menegaskan bahwa semua itu akan dilakukan dengan sukarela.
Sayangnya, bakal calon gubernur DKI Jakarta, Hasnaeni Moein ini tidak bisa memenuhi permintaan warga Pasar Ikan agar bisa bertahan dan memantau hingga penertiban usai. Warga mengharapkan keberadaan Hasnaeni di tempat itu untuk bisa memberikan bukti, bukan sekadar janji. Bahkan salah seorang warga mengatakan bahwa mereka tidak ingin cuma diiming-imingi saja, tapi butuh bukti yang nyata.

Hasnaeni pun menjelaskan bahwa dia akan baru bisa mendatangi kawasan tersebut pada pukul 17.00 WIB hari Senin (11/4). Pasalnya ada sebuah pekerjaan penting yang harus diselesaikan sebelumnya. Dia juga menyatakan akan menyerahkan persoalan ini kepada pihak kuasa hukumnya. Pengacara tersebut telah disediakannya untuk warga Pasar Ikan.
Hasnaeni sindir kepemimpinan Ahok.

Sembari menyambangi warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara yang digusur Ahok, Hasnaeni Moein menyindir sang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait aksi gusur tersebut. Hasnaeni mengaku sedih saat melihat banyak warga miskin yang dipandang sebelah mata.
Sejumlah warga menyampaikan tuntutan keadilan atas aksi gusuran yang dilakukan Ahok. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kota Jakarta Utara belum memberikan tempat layak terhadap warga yang rumahnya digusur. Meski diberikan rusun di Marunda, mereka kini tak mampu lagi melakukan usahanya seperti di Pasar Ikan.

Hasnaeni juga menyindir Ahok yang melakukan penggusuran dengan cara yang tak lazim tersebut. Apalagi, banyak warga yang hanya menginginkan penundaan belaka bukan menolak ditertibkan. Dia juga mengatakan bahwa ini bukan lagi zaman penjajah, jadi jangan sampai ada penyiksaan ke rakyat kecil. Rakyat cuma minta waktu dua bulan, tapi gubernur Ahok tega tidak mengabulkan permintaan tersebut.