Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251226-WA0002.jpg
Warga Dusun Thekelan Semarang ucapkan Selamat Natal/dok @instagram azmi_zami

Intinya sih...

  • Warga Muslim dan Buddha berdiri di depan gereja untuk memberikan ucapan selamat Natal kepada umat Kristen.

  • Toleransi di Dusun Thekelan merupakan tradisi turun-temurun yang menegaskan kerukunan sebagai bagian dari cara hidup masyarakat setempat.

  • Kehidupan harmonis dan interaksi warga yang tulus menjadi bukti nyata toleransi lintas agama yang dapat diikuti desa atau kota lain di Indonesia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wajah toleransi antarumat beragama terekam hangat di Dusun Thekelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Video yang diunggah akun Instagram @azmi_zami memperlihatkan warga Dusun Thekelan berbondong-bondong menuju gereja pada Kamis (25/12/2025) pagi.

Warga Muslim dan Buddha berdiri rapi di depan gereja, menunggu umat Kristen menyelesaikan ibadah untuk memberikan ucapan selamat.

“Jabat tangan, pelukan hangat, dan suasana haru menjadi pemandangan yang begitu alami,” tulis akun tersebut, yang telah dikonfirmasi oleh IDN Times.

1. Toleransi di Dusun Thekelan merupakan tradisi turun-temurun

Warga Dusun Thekelan/ dok Instagram @azmi_zami

Azmi menjelaskan, toleransi di Dusun Thekelan merupakan tradisi turun-temurun. Setiap perayaan hari besar keagamaan, seluruh aktivitas warga berhenti sejenak.

“Masyarakat berkumpul untuk saling menghormati dan menguatkan kebersamaan,” tulisnya.

Kebiasaan ini menegaskan kerukunan bukan sekadar simbol, melainkan bagian dari cara hidup masyarakat setempat.

2. Kerukunan dijalani bukan sebagai formalitas

Warga Dusun Thekelan/ dok Instagram @azmi_zami

Dusun Thekelan membuktikan perbedaan agama tidak menjadi penghalang dalam kehidupan sosial. Azmi menegaskan, kerukunan dijalani bukan sebagai formalitas, tetapi menjadi praktik sehari-hari.

“Thekelan menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan tidak menjadi sekat dalam kehidupan sosial. Kerukunan dijalani bukan sebagai simbol, melainkan sebagai cara hidup sehari-hari,” paparnya.

Kehidupan harmonis ini tercermin dalam interaksi warga yang tulus, dari saling menyapa hingga mengucapkan selamat dengan hangat.

3. Warganet menyambut hangat video tersebut

Warga Dusun Thekelan/ dok Instagram @azmi_zami

Di akhir narasinya, Azmi mempertanyakan apakah tradisi ini bisa tumbuh di desa atau kota lain. Unggahan tersebut berhasil menyentuh banyak warganet, terutama saat warga memakai baju Koko dan sarung mengucapkan selamat Natal.

“Tiap liat ginian AQ selalu terharu. Terlalu tinggi pendidikan ga menjamin jadi manusia yang bisa memanusiakan manusia. Tinggal di desa, penuh sahaja, rukun damai,” tulis seorang warganet.

“Ini lah artinya bagimu, agamamu, bagiku agamaku,” imbuh warganet lain.

Video ini sekaligus menjadi bukti nyata toleransi dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari, tanpa mengesampingkan identitas agama masing-masing. Dusun Thekelan pun menjadi contoh teladan kerukunan lintas agama yang bisa diikuti desa atau kota lain di Indonesia.

Editorial Team