IDN Times/Ilyas Listianto Mujib
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan tsunami yang terjadi di wilayah pesisir barat Provinsi Banten dan Lampung Selatan itu disebut-sebut akibat dua faktor alam dan fenomena langka.
Pertama, karena naiknya gelombang akibat bulan purnama. Kedua, akibat erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, yang memicu terjadinya longsor tanah bawah laut.
Alat pendeteksi tsunami yang menjadi alarm peringatan dini tsunami tidak berfungsi, sehingga masyarakat tidak mengetahui datangnya tsunami. BMKG awalnya menyebut datangnya gelombang laut akibat laut pasang, namun pada Minggu (23/12) dini hari, meralat kejadian tersebut sebagai gelombang tsunami.
Sementara, BNPB maupun BMKG menyebutkan, Indonesia belum memiliki alat pendeteksi tsunami yang disebabkan erupsi gunung. Indonesia hanya memiliki alat pendeteksi tsunami akibat gempa bumi.