ilustrasi kenikmatan beribadah (pexels.com/Zeynep Sude Emek)
Surat Al Ma’idah memuat ketetapan mengenai apa saja makanan dan minuman yang halal dan haram bagi umat muslim. Selain itu, terdapat beberapa kandungan lain, yaitu:
- Hadiah surga bagi umat muslim yang menjauhi berbuatan munafik.
فَاَثَابَهُمُ اللّٰهُ بِمَا قَالُوْا جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ وَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْمُحْسِنِيْنَ
Fa asābahumullāhu bimā qālu jannātin tajrī min tahtihal-an-hāru khālidīna fīhā, wa zālika jazā`ul-muhsinīn.
Artinya: Maka Allah memberi pahala kepada mereka atas perkataan yang telah mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir di bahwahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. AL Ma’idah: 85).
- Perintah untuk mensyukuri rezeki dan meningkatkan takwa kepada Allah SWT.
وَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اَنْتُمْ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ
Wa kulu mimmā razaqakumullāhu halālan tayyibaw wattaqullāhallazī antum bihī mu`minun.
Artinya: Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, serta bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. Al Ma’idah: 88).
- Kisah mukjizat Isa As yang berdoa minta diturunkan hidangan dari langit.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ ۚ لَا يَضُرُّكُمْ مَّنْ ضَلَّ اِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Qālallāhu innī munazziluhā 'alaikum, fa may yakfur ba'du mingkum fa innī u'azzibuhu 'azābal lā u'azzibuhū ahadam minal-'ālamīn.
Artinya: Allah berfirman, “Sungguh, Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah (turun hidangan) itu, maka sungguh, Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia (seluruh alam). (QS. Al Ma’idah: 115).