Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah ilmuwan telah mengonfirmasi keberadaan varian baru COVID-19, yang menggabungkan mutasi antara varian Omicron dan Delta dengan kasus yang dilaporkan di beberapa negara Eropa yang dijuluki "Deltacron".

Varian ini dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan para ilmuwan di IHU Mediterranee Infection di Maseille, Prancis. Varian itu telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis. Lalu, apakah Deltacron lebih mematikan dari Omicron?

Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, mengatakan Deltacron mungkin tidak berbahaya dibanding Omicron, namun ini juga belum bisa dipastikan.

"Apakah Deltacron lebih menular dan mematikan? Mungkin sekali tidak berbahaya ketimbang varian Omicron. Belum bisa dipastikan. Karena jumlah kasusnya masih amat sedikit," kata Zubairi dalam akun Twitter @ProfesorZubairi, Senin (14/3/2022).

1. Deltacron muncul saat terinfeksi dengan varian Delta serta Omicron

ilustrasi ruang isolasi (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Lebih lanjut, Zubairi menjelaskan, Deltacron merupakan varian COVID-19 yang terdiri dari elemen Delta dan Omicron. Artinya, varian ini mengandung gen dari kedua varian itu yang membuatnya menjadi virus rekombinan.

"Deltacron muncul saat seseorang terinfeksi dengan dua varian Delta serta Omicron, dan sel mereka kemudian berreplikasi bersama," ujarnya.

 

2. Varian Deltacron harus diawasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di