Vina bersama ayahnya sempat menunggu 24 jam di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, sebelum akhirnya berangkat menunaikan rukun Islam kelima. Menurut dia, kedua orang tuanya mendaftar haji pada 2012, dan mendapat porsi keberangkatan pada 2025. Butuh 13 tahun masa penantian.
“Sejak mamah wafat, belum ada pikiran langsung untuk menggantikan beliau,” ujarnya.
Mahasiswi semester dua Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Pesantren Ar-Rayah, Sukabumi, Jawa Barat, ini mengaku harus cuti kuliah selama satu semester, demi bisa mengikuti seluruh rangkaian manasik haji.
“Saat ini saya tercatat sebagai mahasantri takhassus di STIBA Ar-Rayah, kampus berbasis pesantren di Sukabumi, Jawa Barat. Tapi karena mau haji, ya cuti dulu,” kata remaja kelahiran Tegal, 7 November 2006 ini bersemangat.
Sebelum kuliah, Vina merupakan lulusan Pesantren Daarul Atqiyaa, Kertayasa, Kramat, Kabupaten Tegal. Di pondok tahfidz itu, ia berhasil menghafal Al-Qur’an hingga 15 juz. Sosoknya yang ramah dan periang ini dikenal aktif dan gemar mencoba sesuatu yang baru.
“Kadang saya suka membaca sejarah Islam, kadang juga berkreasi tentang hal-hal baru seperti memasak ala-ala gitu. Netral saja hobi saya,” kata Vina, tersenyum.