ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Di penghujung Al-Fatihah rakaat kedua, tampak kamera musholla yang berada di depan masjid mulai bergoyang. Beberapa jemaah terlihat mulai terlihat resah lantaran getaran yang dirasa begitu kencang.
Memasuki menit ke 05.31, terlihat guncangan semakin dahsyat. Beberapa jemaah membatalkan salatnya dan berlari untuk menyelamatkan diri.
Namun, lain cerita bagi sang imam. Menghadapi situasi tersebut, sang imam membaca memilih Surat Al-Baqarah ayat 255 atau yang dikenal sebagai Ayat Kursi sebagai bacaan setelah Al-Fatihah. Tidak hanya sekali, dia membaca penggalan ayat awalnya sebanyak empat kali.
"Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum...," baca sang imam berulang-ulang. Untuk menjaga keseimbangan, dia menyandarkan tangan kirinya kepada tembok beralaskan keramik abu-abu. Dalam situasi berguncang, bacaan sang imam semakin meninggi.
Seakan memasrahkan hidupnya kepada Sang Pencipta, arti daripada ayat tersebut adalah "Allah tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Maha Kekal lagi terus menerus mengurus makhlukNya."
Guncangan dirasa oleh imam sekitar 1 menit. Pada menit 06.31, terlihat sang imam sudah tidak lagi berpegangan dengan tembok di sebelah kirinya. Shaf kosong yang sebelumnya ditinggalkan oleh jamaah yang menyelamatkan diri mulai diisi oleh jamaah lain.
Setelah guncangan sudah tidak lagi terasa, jemaah Musholla As-Syuhada tersebut bisa menuntaskan salat Isya-nya hingga tuntas.