Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Republik Indonesia, Stella Christie, saat mengunjungi SMA Negeri 10 Fajar Harapan, Kota Banda Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)
Serta, pendidikan harus mendorong agar peserta didik memiliki pengertian atas pemikiran manusia lainnya. Dalam dunia yang semakin kompleks dan terhubung, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain, membangun dialog, dan menyusun makna bersama adalah keterampilan mendasar yang tidak bisa ditiru oleh mesin.
Maka menurutnya pendidikan tidak seharusnya tunduk pada logika kecerdasan buatan. AI bisa tumbuh dan berkembang, tetapi hanya manusia yang bisa merasakan, memaknai, dan menyadari.
Konferensi yang digelar Rabu, 25 Juni 2025 ini menjadi forum yang mempertemukan pemikir nasional dan internasional, beberapa diantaranya yaitu akademisi dari Mesir, Turki, dan Iran, serta ratusan perwakilan pesantren dari seluruh Indonesia untuk mendiskusikan peran strategis pendidikan berbasis nilai di tengah arus transformasi digital.
Dia menjelaskan, pesantren dipandang sebagai contoh pendidikan berbasis nilai yang memiliki kekuatan transformasional. Tak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter yang siap menghadapi kompleksitas zaman dan perubahan sosial yang dinamis.