Asisten Ajudan Presiden Jokowi, Syarif Muhammad Fitriansyah (Instagram/@syrfxvii)
Nah, 6 Februari 2016, saya nikah. Nah, pascaseminggu saya nikah ada surat perintah yang menyatakan saya diperintahkan untuk mengikuti tes ajudan presiden.
Saya perjalanan di Akademi Polisi (Akpol) tiga tahun, menyandang peringkat inspektur polisi dua (Ipda). Lalu 2012 saya masuk ke PTIK di Akpol, setelah itu saya ditempatkan di Polda NTT di Kupang. Jadi, bagi angkatan saya dulu itu dikirim dua orang ke wilayah tertentu, contohnya Aceh, Poso, Papua, NTT. Kebetulan saya NTT.
Perjalanan di NTT gak terlalu lama, setahun. Saya banyak belajar di sana, lalu setahun itu dari SDM menghubungi kami-kami, ranking 10 besar, lalu meminta data kami dan memberikan kami reward untuk bebas memilih akan mau ditempatkan di mana, lalu saya memilih di Polda Metro Jaya.
Kebetulan juga di PMJ itu termasuk cangkupannya Tangerang, kebetulan keluarga di Tangerang. Ketika penempatan saya dapat di Polres Metro Tangerang Kota. Nah dari 2014-2016 itu, saya ditempatkan Polres Metro Tangerang Kota, lalu kabupaten, lalu Tangsel, saya sudah menempati tiga Polres.
Nah, di tahun 2015 memang saya sebelumnya pernah mengikuti untuk staf ajudan itu, akan tetapi memang saya lebih fokus untuk mempersiapkan pernikahan saya. Nah ternyata SDM tahu nih saya sudah menikah, tiba-tiba ngirim surat perintah untuk ikut tes ajudan presiden.
Saat itu ada delapan orang (yang tes), empat orang gelombang pertama, empat orang gelombang kedua. Saya waktu itu gelombang dua, waktu itu sekitar minggu terakhir Februari itu menjalani tes, mulai dari kesehatan, Bahasa Inggris, psikotes, di Mabes (Polri) tesnya.
Setelah itu, dua orang dikirim dari Mabes ke Setmilpres, dari peserta tes gelombang pertama sama saya kedua. Setelah kita dipilih, bulan Maret awal 2016 itu, kita diulang lagi tesnya yang tadi dan ditutup oleh tes wawancara, jadi kami diwawancarai para Kepala Biro yang berada di Setmilpres, saat itu Pak Hadi Tjahjanto. Selesai udah materi tesnya.
Waktu sebelum kita dikembalikan ke wilayah, Pak Hadi Tjahjanto saat itu memanggil kami dan menghadapkan kami ke Pak Presiden dan itulah pertemuan pertama kali saya dengan Pak Presiden Jokowi. Ada dua orang ya, dari polisi dua orang, dari darat (TNI AD) dua orang, salah satunya Kapten Teddy, lalu dari laut (TNI AL) dua orang, lalu dari udara (TNI AU) dua orang.
Saya ingat betul kita menghadap, ya namanya kita baru pangkatnya balok dua Iptu (inspektur polisi satu), jadi hormat dalam presiden patah-patah. Lalu Pak Presiden salaman dan kami disuruh duduk, setiap pertanyaan yang disampaikan oleh pak presiden pasti kita juga dengan lantang siap-siap. Sekali pertanyaan yang beliau sampaikan ke saya, pertama nama saya siapa, lalu dinas di mana. Itu, dua pertanyaan sampai sekarang akan saya ingat karena itu pertama kali pertemuan saya dengan Pak Presiden Jokowi.
Setelah itu dia memberikan statement terakhir menyampaikan, 'baik terima kasih, sekitar satu minggu atau pun dua minggu ke depan, nantinya saya akan memilih siapa yang akan menjadi asisten ajudan saya’, sudah. Setelah itu kita kembali.
Kita kembali ke tempat dinas masing-masing, saya kembali ke Polsek menjalani tugas saya sebagaimana dengan mestinya.
Berjalan mungkin agak telat dikit sekitar tiga minggu atau pun hampir sebulan waktu itu, bulan April ya, ada telepon dari Mabes, lalu nanti akan ditelepon oleh Setmilpres. Kalau tidak salah 'nanti kamu akan diapelkan di Istana Bogor', ditampilkan seperti itu. Wah, ini ada apa ya saya bilang mana bawa perlengkapan baju PDH, bawa perlengkapan pribadi dan sebagainya.
Nah, akhirnya saya ke Istana Bogor jam 09.00, sampai di sana udah ada tiga orang lainnya dari Permatra lain ada, Kapten Tedy, Kapten Aldo, Kapten Lukman.
Akhirnya, sekitar siang Pak Hadi datang dengan membawa tanda tali kur ini yang satu untuk PDH, satu lagi untuk jas PDU. Beliau taruh di meja, lalu sampaikan 'besok kalian sudah mulai masuk dinas, pada saat ini kalian lakukan orientasi untuk ketahui yang berada di Istana Bogor maupun di Istana Merdeka'. Ya sudah, saat itu juga beliau kembali kita orientasi saya berempat. Nah di situlah pertama kali kami masuk ke lingkungan Istana kira-kira perjalanannya gitu.