Jakarta, IDN Times - Memetakan dan mengatur arus mobilitas transportasi di kota metropolitan seperti Jakarta bukan perkara mudah. Menentukan rute angkutan umum hingga mengevaluasi pelaksanaannya adalah pekerjaan yang tidak bisa dilakukan semua orang.
Diperlukan keahlian dan ilmu yang mumpuni agar dapat membantu mengubah wajah transportasi di kota besar seperti Jakarta. Apalagi, kebutuhan perjalanan di Jakarta sudah mencapai 47 juta per hari. Bertukar pengalaman dengan kota-kota besar lainnya di dunia untuk membahas transportasi yang baik perlu dilakukan untuk memperbaiki wajah transportasi itu.
Setidaknya, hal itu yang dialami Kepala Seksi Angkutan Jalan Suku Dinas Perhubungan Kota Jakarta Timur, Fajar Nugrahaini (39). Tinggal di Jakarta sejak lahir dan merasakan bagaimana kondisi transportasi umum di kota kelahirannya, Fajar kini terlibat dan memiliki peranan untuk mengubah wajah transportasi di Ibu Kota.
Lulusan Manajemen Transportasi di Universitas Trisakti ini sudah bertugas di Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta sejak 2010. Sudah 12 tahun bertugas menjadi petugas Dishub, ibu muda dengan dua orang anak ini memiliki berbagai pengalaman untuk mengerjakan berbagai proyek dalam menata transportasi Jakarta.
Mulai dari keterlibatannya sebagai salah satu inisiator kota kolaborasi dengan aplikasi Waze tahun 2014, tim kajian penerapan Electronic Road Pricing (ERP) tahun 2016, tim desain engineering untuk MRT Jakarta tahun 2017, hingga menjadi manajer program untuk program integrasi transportasi umum Jakarta, JakLingko tahun 2018-2020.
Berbagai pelatihan dan workshop transportasi di luar negeri pun dijalaninya sebagai upaya studi banding. Mulai dari mengikuti program Singapore Corporation Fellow, Seoul HR Development Workshop on Climate Challenge di Korea, Google Waze City Summit and Workshop di California, hingga Public Transport Management Short Course Award di Australia.
Berikut adalah perbincangan IDN Times dengan Fajar, yang menjadi salah satu petugas perempuan Dishub DKI Jakarta yang inspiratif!