Ini apakah kemudian karena budaya itu mengakibatkan dampak-dampak yang serius buat perempuan. Misalnya kita ngomongin, marjinalisasi, peminggiran perempuan, jadi misalnya nih ada satu keluarga dia punya anak satu perempuan, satu laki-laki, karena duit bapaknya terbatas gitu ya, ketika mereka mau lanjut sekolah itu bapaknya mau jual tanah, biar anak laki-lakinya jadi polisi, katakanlah begitu.
Sedangkan untuk si anak perempuan, orang tua itu mikirnya, "udahlah gak apa namanya perempuan, biar masnya aja yang sekolah, adiknya nanti bisa cepat nikah", kayak gitu bisa cepat dapat jodoh", itu namanya peminggiran perempuan.
Jadi perempuan dipinggirkan dari akses pendidikan hanya karena jenis kelaminnya, perempuan bukan karena gak mampu padahal bisa aja loh kasusnya, misalnya si kakak laki-laki di sekolah dia bandel, nilainya jeblok terus dan si ceweknya itu lebih pintar, ada ceweknya kayak gitu, tapi justru yang kehilangan cita-cita untuk masa depannya itu adik perempuannya, semata-mata karena melihat jenis kelamin perempuan bukan karena dia gak mampu kayak gitu.
Nah itu terus misalnya, atau subordinasi, subordinasi itu berarti meletakkan perempuan dalam posisi yang otomatis lebih rendah hanya karena jenis kelamin dia perempuan. Misalnya zaman sekolah ya, guru kalau nyari ketua kelas tuh pasti yang laki-laki, terus perempuan itu kalau gak sekretaris, bendahara, itu kayak budaya lama yang udah kita terima sebagai kebenaran.
Padahal kita bisa bertanya, kenapa ya ketua kelas atau pemimpin upacara itu harus laki-laki terus, yang perempuan itu baca doa atau bacaan pembawa teks Pancasila kayak gitu, misalnya ada di perusahaan, kalau terima project yang besar yang mahal gitu ya laki-laki, karena udah itu dipegang laki-laki, dan perempuan hari ini sudah mampu maksudnya pegang project-project yang besar itu kayak gitu atau misalnya.
Gak tahu sih, kalau budaya di kampus atau di organisasi harusnya udah gak gitu ya, maksudnya kalau nyari ketua umum organisasi kampus misalnya, pasti kepikirannya masih laki-laki karena dianggap ya udahlah maksudnya perempuan sekretaris umum kayak gitu atau bendahara umum.
Atau yang paling sering kalau ada seminar tuh, acara-acara di kampus, di poster itu biasanya narasumber-narasumber itu pasti laki-laki contact person itu yang perempuan, yang jaga snack itu pasti perempuan, kita anak muda yang udah mulai melek gender equality, tapi kita juga enggak pernah mempertanyakan kenapa ya yang harus selalu ngurusin contact person itu pasti perempuan, laki-laki itu kayaknya udah lebih terhormat.