Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto di RDF Rorotan Cilincing Jakarta Utara, Selasa (25/3/2025). (IDN Times/Dini Suciaitningrum)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto di RDF Rorotan Cilincing Jakarta Utara, Selasa (25/3/2025). (IDN Times/Dini Suciaitningrum)

Intinya sih...

  • TPA Bantar Gebang mencapai ketinggian 59 meter dan mendekati kondisi over topping, menghadirkan tantangan besar bagi Jakarta dalam pengelolaan sampah.

  • RDF Rorotan siap beroperasi tahun ini dengan teknologi sistem berlapis untuk menjaga kualitas udara dan memperlambat laju timbunan sampah di TPA.

  • Pemprov DKI menegaskan komitmen untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dengan kenyamanan warga, serta memastikan kualitas hidup masyarakat tetap terjaga dalam pengoperasian RDF Rorotan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyampaikan bahwa pembangunan RDF Plant Rorotan bukan hanya proyek infrastruktur, tapi salah satu upaya menjawab persoalan darurat sampah di ibu kota.

“Kami sadar betul keresahan warga. Karena itu, setiap tahap kami lakukan dengan standar keamanan tinggi dan ruang komunikasi yang terbuka, sehingga manfaat fasilitas ini dapat dirasakan bersama, sementara dampak yang dikhawatirkan bisa ditekan semaksimal mungkin,” ujarnya dalam keterangan, Minggu (21/9/2025).

1. TPA jadi tantangan besar Jakarta

RDF Rorotan Cilincing, Jakarta Utara (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Asep menegaskan Jakarta saat ini menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Satu-satunya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Bantar Gebang sudah mencapai ketinggian 59 meter dan mendekati kondisi over topping.

“Kalau banjir bisa surut dalam 1 sampai 2 jam, berbeda dengan sampah. Jika TPA over topping, maka sampah tidak hilang, justru akan terus menumpuk hari demi hari. Kondisi ini pernah terjadi di beberapa daerah, bahkan sampai menyebabkan longsor,” jelasnya.

2. RDF Roroton siap operasi tahun ini

RDF Rorotan Cilincing, Jakarta Utara (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Untuk mencegah situasi itu, Pemprov DKI telah menjalankan berbagai strategi, mulai dari pengurangan sampah di sumber melalui program bank sampah dan budidaya maggot, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PltSa) Merah Putih, pengembangan RDF di Bantar Gebang, hingga pembangunan RDF Plant di Rorotan.

Asep menyebutkan bahwa seluruh upaya tersebut sebagai usaha memperlambat laju timbunan sampah agar tidak terjadi krisis di TPA.

RDF Plant Rorotan sendiri sudah siap beroperasi tahun ini dengan sejumlah penyempurnaan penting. RDF Plant dirancang dengan sistem berlapis untuk menjaga kualitas udara, mulai dari pengendalian debu dan gas buang hingga penetralisasi kebauan.

“Teknologi ini sudah terbukti efektif digunakan di berbagai fasilitas serupa. Dengan begitu, masyarakat di sekitar lokasi tidak perlu khawatir terhadap potensi dampak negatif yang mungkin muncul,” kata Asep.

3. Tiap kebijakan kota tidak boleh mengurangi kualitas hidup

RDF Rorotan. Foto: dprd-dkijakartaprov.go.id

Ia menegaskan komitmen Pemprov DKI untuk selalu menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dengan kenyamanan warga.

“Setiap kebijakan kota tidak boleh mengurangi kualitas hidup masyarakat, termasuk dalam pengoperasian RDF Rorotan. Justru fasilitas ini hadir untuk memperbaiki situasi sampah Jakarta, sekaligus memastikan kesehatan lingkungan tetap terjaga,” katanya.

Asep pun berharap, dengan keterlibatan masyarakat dan dukungan berbagai pihak, RDF Plant Rorotan dapat menjadi tonggak penting dalam pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan di Jakarta.

“Kami ingin warga tenang, tidak khawatir. RDF Plant Rorotan adalah solusi bersama yang manfaatnya akan dirasakan oleh jutaan orang,” kata Asep.

Editorial Team