Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Teatrika Handiko Putri
IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jakarta, IDN Times - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menunggah kekecawaanya pada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di akun Twitter-nya @AndiArief. Dalam unggahan tersebut, Andi menyebut Prabowo adalah 'Jenderal Kardus' yang hanya mementingkan uang di dalam koalisi.

"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke Kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," tulis Andi lewat akunnya, Rabu malam (8/8).

1. Sandiaga membayar Rp500 miliar demi menjadi cawapres

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Saat dikonfirmasi, Andi mengatakan di luar dugaan, Prabowo memang mementingkan uang daripada jalan perjuangan. Menurutnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta memberikan uang Rp500 miliar kepada PAN dan PKS agar bisa menjadi cawapres alternatif.

"Sandi uno yang sanggup membayar PAN dan PKS, masing-masing Rp500 miliar menjadi pilihannya untuk cawapres. Benar-benar jenderal di luar dugaan," kata Andi saat dihubungi wartawan, Rabu (8/8).

2. Demokrat akan tinggalkan koalisi

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Andi mengatakan baru semalam Prabowo menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan semangat perjuangan, namun hanya demi uang, Prabowo akhirnya berubah pikiran.

"Besar kemungkinan kami akan tinggalkan 'koalisi kardus' ini. Lebih baik kami konsentrasi pada pencalegan, ketimbang masuk lumpur politik PAN, PKS, dan Gerindra," kata dia.

3. Demokrat menduga Sandi terlibat juga mengatur dirinya menjadi cawapres

IDN Times/Margith Juita Damanik

Andi pun menyebutkan Demokrat menduga Sandiaga terlibat di dalamnya dan mengatur agar ia mendapatkan posisi cawapres pada koalisi Prabowo.

"Dugaan kami, Sandi Uno dan Prabowo terlibat pengaturan skor dalam pertandingan dengan Jokowi," ujar Mantan Staf Khusus Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

4. Demokrat merasa tak cocok lagi berkoalisi dengan Prabowo

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Karena itu, Andi menyampaikan, Partai Demokrat tidak mengalami kecocokan dengan Prabowo dalam menentukan cawapres.

"Partai Demokrat tidak alami kecocokan karena Prabowo dalam menentukan cawapresnya dengan menunjuk orang yang mampu membayar PKS dan PAN. Ini bukan DNA kami," tegas dia.

5. Partai Gerindra membantah

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani membantah tudingan Andi Arief soal pemberian uang Rp500 miliar, demi mendapatkan kursi cawapres Prabowo.

"Saya kira gak benar," ujar Muzani di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu malam (8/8).

Terkait dugaan adanya pecah kongsi antara Demokrat dengan Gerindra, Muzani mengatakan, pihaknya tidak akan percaya sebelum Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan sendiri soal keluarnya Demokrat dari koalisi.

Nah, politik memang kejam pak. Hari ini biru, besok bisa abu-abu, setuju gak guys?

Editorial Team