ilustrasi pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)
Neqy mengatakan terdapat kecenderungan para korban pelecehan seksual enggan speak-up dan melapor tentang apa yang dialaminya. Fenomena itu, kata dia, bisa disebabkan beberapa hal.
Ia menjelaskan, pertama, pelecehan seksual memiliki efek yang besar, tetapi paling sulit dibuktikan karena sering kali tidak meninggalkan jejak fisik.
Kedua, karena dianggap kurang bukti, para korban dianggap melakukan laporan palsu, fitnah hingga pencemaran nama baik. Bahkan, tak jarang korban justru dilaporkan balik oleh pelakunya atas dasar pencemaran nama baik.
Ketiga, ketika korban tidak melawan saat mengalami pelecehan, ia sering kali dianggap menyetujui terjadinya aktivitas seksual. Sehingga jika tidak melawan dianggap suka sama suka. Padahal, kata dia, terdapat situasi tonic immobility, yaitu di saat seseorang mengalami peristiwa traumatis, tubuhnya tidak bisa dikendalikan sama sekali.