Jakarta, IDN Times - Ketua Yayasan Lentera Anak (YLA), Lisda Sundari, mengatakan, pemerintah telah gagal menurunkan jumlah perokok anak.
Hal tersebut terlihat dari jumlah prevalensi perokok anak yang malah meningkat dari target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN).
Dalam RPJMN 2014-2019, pemerintah menargetkan prevalensi perokok anak usia 10-18 tahun turun menjadi 5,4 persen dari semula 7,2 persen pada tahun 2013.
"Ternyata data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 hasilnya bukan turun, tapi malah naik jadi 9,1 persen atau menjadi 3,2 juta anak. Artinya, target RPJMN 2019 5,4 persen gagal total," kata dia saat media visit ke IDN Times, baru-baru ini.