ilustrasi muslim (unsplash.com/Masjid Pogung Dalangan)
Zulhas lantas menanggapi salah satu upaya PAN merangkul semua golongan diwujudkan dengan cara menggelar acara peringatan Satu Abad NU bertajuk "Simposium Nasional" di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Bahkan, dalam acara itu turut hadir Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf, dan jajaran pengurus PBNU Jatim. Dalam acara itu, Gus Yahya juga sempat menyebut PAN rasional, dan menegaskan tidak ada larangan warga NU mencoblos PAN di Pemilu 2024.
Respons positif ini ditanggapi Zulhas dengan rasa syukur, karena dia sudah dua tahun berusaha mendudukan bersama NU dan Muhammadiyah. Menurutnya, perbedaan pilihan soal ormas Islam dan parpol adalah hal biasa dan wajar.
"Beda partai, tapi harmoni persatuan itu penting. Itu terus saya lakukan selama hampir dua tahun, terutama mempersatukan, duduk bareng. Mempersatukan artinya bukan sama ya, mendudukkan bareng NU dan Muhammadiyah sudah dua tahun saya. Alhamdulilah ini Ketum PBNU Gus Yahya datang," ucap dia.