Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury. (IDN Times/Sonya Michaella)
Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury. (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury menyatakan bahwa Indonesia tetap konsisten mendorong adanya gencatan senjata permanen di Gaza, guna menghentikan semua serangan Israel.

“Kita konsisten mendorong gencatan senjata permanen di Gaza dan seluruh Palestina. Selain lewat forum bilateral, kita juga serukan di forum multilateral. Ibu Menlu juga sudah menyatakan hal tersebut di Mahkamah Internasional,” kata Pahala, di Jakarta, Senin (7/10/2024).

“Kita terus mendorong seperti apa realisasi Solusi Dua Negara ini, tapi urgensi yang utama adalah gencatan senjata. Kita juga terus komunikasi dengan berbagai pihak, terutama terkait tensi yang terjadi saat ini,” ucap Pahala.

1. Lebih dari 41 ribu orang tewas di Gaza

sudut kota Gaza. (unsplash.com/Emad El Byed)

Satu tahun sudah Israel membombardir Gaza. Serangan tanpa henti ini dimulai pada 7 Oktober 2023, sesaat setelah Israel kewalahan menerima serangan dari kelompok Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 warganya.

Kala itu, Israel berjanji akan membalas dan memburu semua pentolan Hamas di penjuru Gaza. Tak tanggung-tanggung, sesaat setelah digempur Hamas, Israel langsung meluncurkan serangan balasan.

Namun, serangan itu juga menyasar warga sipil. Per hari ini, 41.800 orang tak berdosa telah tewas di tangan Israel. Mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Lebih dari 96 ribu orang juga terluka. Laporan ini dirilis oleh Kementerian Kesehatan Gaza.

2. Israel abaikan seruan internasional

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (dok. X @IsraeliPM)

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel terus melancarkan serangannya di Jalur Gaza. Israel juga cuek terhadap seruan dunia internasional untuk segera menyetop aksinya.

Serangan Israel telah mengungsikan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut di tengah blokade yang terus berlanjut dan menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.​​​​​​​

3. Masih ada 97 sandera Israel di tangan Hamas

ilustrasi dukungan terhadap Gaza (unsplash.com/ianhutchinson92)

Hingga sekarang, tercatat masih ada 97 warga Israel yang disandera Hamas. Setahun pula lamanya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dinilai tak mampu membebaskan para sandera tersebut.

Jumlah awal warga Israel yang disandera adalah 250 orang. Kemudian, dalam beberapa kesepakatan, 117 orang berhasil dibebaskan dan kembali ke Israel. Sedangkan 36 orang tewas.

Kepemimpinan Netanyahu pun dipertanyakan di dalam negerinya sendiri. Demo demi demo terus berlangsung di Tel Aviv dan sejumlah daerah lainnya. Rumah pribadi Netanyahu juga sempat digeruduk. Ia dituntut segera menyepakati gencatan senjata dengan Hamas, agar para sandera bisa bebas.

Editorial Team