Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Nigeria (unsplash.com/Emmanuel Ikwuegbu)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 11 jamaah tewas dan belasan lainnya terluka setelah seorang pria menyerang masjid di Nigeria utara pada Rabu (15/5/2024).

Insiden itu terjadi saat orang-orang sedang melaksanakan salat subuh di daerah Gezawa, negara bagian Kano. Tersangka diduga menyemprot masjid tersebut dengan bensin dan mengunci pintunya, sebelum kemudian membakarnya. Hal ini mengakibatkan sekitar 40 jamaah tidak bisa keluar.

1. Pemadam kebakaran tidak diinformasikan lebih awal

Warga mengatakan bahwa api melalap masjid setelah terdengar suara ledakan. Mereka pun bergegas membantu orang-orang yang terjebak di dalamnya.

“Beberapa anak lari menyelamatkan diri dengan api di sekujur tubuh mereka. Kami harus menambahkan air untuk memadamkannya,” kata warga bernama Hussaini Adamu.

Tim penyelamat, termasuk ahli bom dari Kano, segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Namun, polisi kemudian memastikan bahwa tidak ada bom yang digunakan dalam serangan itu.

Dinas Pemadam Kebakaran Kano mengatakan bahwa mereka menerima laporan tentang kejadian tersebut setelah warga memadamkan api. Pihaknya menambahkan bahwa mereka sebenarnya bisa mengendalikan situasi itu lebih cepat.

“Dalam situasi seperti ini, masyarakat seharusnya menelepon kami, tetapi kami tidak menerima panggilan apa pun dari lokasi sampai keadaan normal kembali,” kata juru bicara Dinas Pemadam Kebakaran Kano Saminu Yusuf kepada BBC.

2. Serangan dipicu oleh sengketa warisan

Tersangka, yang merupakan warga setempat, telah ditangkap. Pria berusia 38 tahun itu mengaku bahwa aksinya didasari oleh masalah sengketa warisan, dan menyasar beberapa anggota keluarga yang berada di dalam masjid.

“Apa yang terjadi tidak ada kaitannya dengan aksi terorisme apa pun, melainkan bentrokan yang timbul akibat pembagian warisan. Sangat disayangkan,” kata kepala polisi setempat, Umar Sanda, usai mengunjungi lokasi kejadian.

Rekaman video yang disiarkan oleh media lokal menunjukkan dinding masjid yang hangus dan sejumlah perabotan yang terbakar. Adapun masjid itu merupakan tempat ibadah utama di desa Gadan di negara bagian Kano yang mayoritas penduduknya Muslim.

3. Warga desa berduka

Laporan awal menyebutkan satu jamaah tewas akibat serangan itu, namun jumlah kematian terus bertambah setelah beberapa korban luka yang dirawat di rumah sakit meninggal dunia.

Polisi mengatakan, beberapa korban masih menerima perawatan di rumah sakit. Sebagian di antaranya adalah anak-anak. 

Seluruh desa tersebut kini berduka. Pemuka agama Sheik Dauda Sulaiman mengatakan bahwa membunuh orang yang sedang shalat merupakan salah satu dosa terbesar. Selain bertobat, pelaku harus membayar diyat (uang darah) kepada keluarga korban yang meninggal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah