Pengacara yang mewakili Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, pekan lalu diizinkan untuk pertama kalinya mengunjungi dokter tersebut di penjara Ofer, Ramallah. Dalam pertemuan itu, Abu Safiya mengaku disiksa, dipukuli, dan tidak diberikan perawatan medis sejak penangkapannya pada Desember 2024.
"Meskipun menyangkal semua tuduhan terhadapnya, dia dipukuli dengan tongkat listrik oleh tentara Israel untuk mendapatkan pengakuan darinya,” kata Samir al-Mana’ama, seorang pengacara dari Pusat Hak Asasi Manusia Al Mezan, dilansir dari Al Jazeera.
Tujuh dokter senior di Gaza juga memberikan kesaksian serupa dalam wawancara dengan The Guardian dan Arab Reporters for Investigative Journalism (ARIJ). Sebagian besar dari mereka ditangkap di dalam rumah sakit saat bekerja, sementara lainnya ditahan dari ambulans atau di pos pemeriksaan setelah diidentifikasi sebagai tenaga kesehatan.
“Sejujurnya, tidak peduli seberapa banyak saya berbicara tentang apa yang saya alami di tahanan, itu hanya sebagian kecil dari apa yang sebenarnya terjadi,” kata Mohammed Abu Selmia, direktur rumah sakit al-Shifa, yang ditahan selama 7 bulan di penjara Israel sebelum dibebaskan tanpa dakwaan.
“Saya berbicara tentang pemukulan dengan pentungan, dipukul dengan popor senjata, dan diserang oleh anjing. Hampir tidak ada makanan, tidak ada kebersihan pribadi, tidak ada sabun di dalam sel, tidak ada air, tidak ada toilet, tidak ada tisu toilet. Saya melihat orang-orang sekarat di sana. Saya dipukuli dengan sangat parah hingga tidak bisa menggunakan kaki atau berjalan. Tidak ada satu hari pun yang berlalu tanpa penyiksaan," ungkapnya.