Bendera berkibar di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss (who.int)
Sikap pemerintah China yang disebut tidak transparan dalam pelaporan data mengenai COVID-19 menyebabkan dunia internasional khawatir. Mereka khawatir bakal kembali terjadi lonjakan kasus seperti pada 2021 lalu.
Itu sebabnya dalam pertemuan dengan pejabat tingkat tinggi China pada 30 Desember 2022, WHO kembali meminta Negeri Tirai Bambu agar memberikan data secara real time. Bahkan, WHO juga sudah menawarkan diri untuk mengirimkan pakar dan dukungan lain bagi China.
"WHO menekankan pentingnya pemantauan dan publikasi yang tepat waktu untuk membantu China dan komunitas global demi merumuskan penilaian risiko yang akurat dan menginformasikan tanggapan yang efektif," demikian isi pernyataan tertulis WHO dan dikutip dari situs resmi mereka pada Senin, (2/1/2023).
Badan yang bermarkas di Jenewa, Swiss itu juga kembali menekankan pentingnya vaksinasi dan booster untuk melindungi warga yang memiliki penyakit bawaan dan berisiko tinggi. Kekhawatiran dunia internasional meningkat lantaran Pemerintah China akhirnya membolehkan warganya melancong ke luar negeri.