Perdana menteri India, Narendra Modi, mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Selasa larangan itu adalah masalah kepercayaan agama, bukan kesetaraan gender. Hal tersebut sebagai upaya respon atas anggapan jika keputusan ini merupakan isu gender dan politik.
Amit Malviya, kepala nasional sayap informasi dan teknologi partai BJP dalam sebuah tweet-nya yang merujuk pada partai Komunis yang memerintah Kerala, berbunyi:
“Sudahkah Komunis menodai kuil Sabarimala dengan memfasilitasi masuknya wanita dari kelompok usia terbatas ke dalam kuil? Hancur, jika benar.
Aktivis lokal Rahul Easwar, yang mempelopori protes menentang keputusan itu, mengatakan kepada saluran TV bahwa ia akan memverifikasi rekaman itu dan akan mengambil tindakan yang sesuai atas kejadian tersebut.
Pemerintah Kerala mendukung putusan pengadilan tetapi tidak dapat mengimplementasikannya karena para pengunjuk rasa berkemah di tempat jalan menuju kuil dimulai. Pada tanggal 22 Januari, mahkamah agung akan mendengar petisi yang menentang keputusan tersebut.
Pada hari Selasa, ribuan perempuan di Kerala membentuk rantai manusia sepanjang 380 mil (620 km) di seluruh negara bagian untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap kesetaraan gender. Aksi yang disebut "Dinding Wanita" itu sendiri didukung oleh pemerintah.