Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Meksiko (unsplash.com Alexander Schimmeck)
bendera Meksiko (unsplash.com Alexander Schimmeck)

Intinya sih...

  • Otoritas diminta tinjau kembali strategi penanganan kejahatan terorganisir.

  • Kekerasan di Sinaloa memburuk setelah penangkapan El Mayo.

  • Lebih dari 1.200 orang tewas akibat kekerasan di Sinaloa.

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 20 jenazah ditemukan di sebuah jembatan jalan raya di Sinaloa, negara bagian di Meksiko yang tengah dilanda konflik antarfaksi kartel narkoba. Beberapa di antaranya ditemukan dalam kondisi terpenggal.

Kejaksaan negara bagian Sinaloa, pada Senin (30/6/2025), menyatakan bahwa empat jenazah tanpa kepala ditemukan di pinggir jalan, sementara 16 jenazah lainnya berada di dalam sebuah kendaraan yang ditinggalkan. Selain itu, lima kepala manusia ditemukan di dalam sebuah kantong. Seluruh jenazah menunjukkan tanda-tanda luka tembak.

Sebuah pesan juga ditemukan di dekat jenazah, yang diyakini berasal dari salah satu faksi kartel. Namun, pihak berwenang belum mengungkap isi pesan tersebut.

1. Otoritas diminta tinjau kembali strategi penanganan kejahatan terorganisir

Juru bicara pemerintah Sinaloa, Feliciano Castro, mengecam pembunuhan brutal tersebut. Ia mengatakan bahwa pihak berwenang perlu meninjau kembali strategi penanganan kejahatan terorganisir, mengingat besarnya eskalasi kekerasan yang terjadi.

“Pasukan militer dan polisi bekerja sama untuk membangun kembali perdamaian total di Sinaloa,” kata Castro, dikutip dari Al Jazeera.

Sinaloa telah dilanda gelombang kekerasan selama berbulan-bulan. Situasi ini dipicu oleh persaingan antarkelompok penyelundup narkoba yang memperebutkan jalur produksi dan distribusi obat-obatan terlarang. termasuk fentanyl, yang sering dikirimkan ke Amerika Serikat (AS).

Kelompok-kelompok ini terpecah antara faksi yang loyal kepada dua pendiri utama Kartel Sinaloa, yakni Joaquin 'El Chapo' Guzman dan Ismael 'El Mayo' Zambada.

2. Kekerasan di Sinaloa memburuk setelah penangkapan El Mayo

Dilansir dari The Guardian, kekerasan memuncak setelah penangkapan El Mayo pada Juli 2024. Pengedar narkoba berusia 76 tahun itu ditangkap bersama Joaquin Guzman Lopez, salah satu putra El Chapo, setelah sebuah pesawat kecil mendarat di AS. El Mayo menuduh Guzman Lopez telah mengkhianatinya dan menyerahkannya kepada otoritas AS.

Kini, faksi yang dipimpin oleh putra El Mayo tengah berperang melawan faksi lain yang dipimpin oleh dua putra El Chapo yang masih bebas di Meksiko.

El Chapo sendiri telah menjalani hukuman penjara seumur hidup di AS sejak 2019 atas kasus perdagangan narkoba. Pada Juli 2024, Guzman Lopez mengaku tidak bersalah atas perdagangan narkoba dan tuduhan lainnya di pengadilan federal di Chicago. El Mayo juga membantah melakukan perdagangan narkoba, pembunuhan dan tuduhan lainnya di pengadilan New York pada September 2024.

3. Lebih dari 1.200 orang tewas akibat kekerasan di Sinaloa

Menurut data resmi, lebih dari 1.200 orang telah tewas akibat kekerasan di Sinaloa. Kartel narkoba Sinaloa merupakan salah satu dari enam kelompok penyelundup narkoba asal Meksiko yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS.

Kekerasan kriminal, yang sebagian besar terkait dengan perdagangan narkoba, telah merenggut sekitar 480 ribu nyawa di Meksiko sejak 2006. Lebih dari 120 ribu orang juga dilaporkan hilang sejak saat itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team