Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kekeringan (unsplash.com/Bogomil Mihaylov)

Jakarta, IDN Times - Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengungkapkan bahwa 2024 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Untuk pertama kalinya, suhu global melampaui ambang batas jangka panjang 1,5 derajat Celsius di atas masa praindustri, yang ditetapkan perjanjian Paris pada 2015.

WMO bersama dengan Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa mengatakan perubahan iklim mendorong suhu bumi ke tingkat yang belum pernah dialami manusia modern. C3S mengatakan, setiap bulan pada 2024 adalah bulan terpanas atau terpanas kedua sejak pencatatan dimulai.

Mengutip Associated Press, C3S dari Komisi Eropa menghitung pemanasan sebesar 1,6 derajat Celcius, sementara Kantor Meteorologi Inggris 1,53 derajat Celsius, badan cuaca Jepang 1,57 derajat Celsius, dan tim swasta Berkeley Earth mendapatkan suhu terpanas pada 1,62 derajat Celsius.

Hanya dua lembaga pemerintah AS yang menilai di bawah angka 1,5 derajat Celsius. Mereka adalah Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) dan NASA yang masing-masing mencatat suhu 1,46 derajat Celsius dan 1,47 derajat Celsius. 

1. Bahan bakar fosil menjadi penyumbang terbesar rekor pemanasan

Pemimpin iklim strategis di Copernicus, Samantha Burgess, mengungkapkan alasan rekor suhu ini adalah akumulasi gas rumah kaca di atmosfer dari pembakaran batu bara, serta minyak dan gas. Ketika gas tersebut terakumulasi di atmosfer, suhu terus meningkat, yang mengakibatkan permukaan laut terus naik, serta gletser dan lapisan es terus mencair.

Beberapa ilmuwan mengatakan penyumbang terbesar terhadap rekor pemanasan adalah pembakaran bahan bakar fosil. Pemanasan alami El Nino yang bersifat sementara di Pasifik tengah hanya menambah jumlah kecil, sementara letusan gunung berapi bawah laut pada 2022 akhirnya mendinginkan atmosfer.

Suhu pada tahun lalu melampaui suhu pada 2023 dalam database Eropa sebesar seperdelapan derajat Celsius. Itu menjadi lompatan yang luar biasa besar. Menurut para ilmuwan, hingga beberapa tahun terakhir yang sangat panas, rekor suhu global hanya terlampaui seperseratus derajat.

2. Para ilmuwan ingatkan dampak jangka panjang

Editorial Team

EditorRama

Tonton lebih seru di