Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi warga Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
ilustrasi warga Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)

Intinya sih...

  • Lebih dari 300 ribu warga Palestina bergerak ke Gaza Utara setelah gencatan senjata dimulai pada Jumat (10/10/2025).

  • CERF mengalokasikan dana Rp331 miliar untuk operasi kemanusiaan di Gaza, sementara 1,5 juta warga Palestina di Gaza kehilangan rumah mereka.

  • Hampir 2 ribu tahanan Palestina dibebaskan dalam pertukaran dengan sandera Israel, sebagai bagian dari rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa lebih dari 300 ribu orang telah berpindah dari wilayah selatan ke utara Gaza sejak gencatan senjata dimulai pada Jumat (10/10/2025). Pelonggaran pembatasan pergerakan ini juga memungkinkan tim kemanusiaan menjangkau daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi.

“Sejak Jumat hingga kemarin, rekan-rekan kami yang memantau perpindahan penduduk mencatat hampir 310 ribu pergerakan orang dari selatan ke utara Gaza, serta sekitar 23 ribu pergerakan ke arah lainnya,” kata juru bicara PBB, Farhan Haq, pada Senin (13/10/2025).

1. CERF alokasikan dana Rp331 miliar untuk operasi kemanusiaan di Gaza

Haq juga mengumumkan bahwa Koordinator Bantuan Darurat PBB, Tom Fletcher, telah mengalokasikan dana tambahan sebesar 11 juta dolar AS (sekitar Rp182 miliar) dari Central Emergency Response Fund (CERF) untuk mendukung operasi kemanusiaan di Gaza menjelang musim dingin. Langkah ini menyusul alokasi 9 juta dolar AS (sekitar Rp149 miliar) pekan lalu untuk memastikan ketersediaan pasokan bahan bakar yang cukup agar layanan penyelamatan dapat terus berjalan.

"Tanpa adanya kontribusi baru untuk CERF, bantuan penting tidak dapat terus disalurkan kepada masyarakat yang sangat bergantung padanya,” ujar Haq.

Ia menambahkan bahwa berdasarkan rencana kemanusiaan awal selama 60 hari, PBB dan mitra-mitranya akan menyalurkan bantuan serta layanan penyelamatan jiwa kepada masyarakat yang membutuhkan di Jalur Gaza. Bantuan tersebut mencakup pangan, air bersih, layanan perlindungan.

2. Sekitar 1,5 juta warga Palestina di Gaza kehilangan rumah mereka

Dilansir dari The New Arab, sedikitnya 1,5 juta warga Palestina telah kehilangan rumah mereka akibat serangan militer Israel di Gaza selama lebih dari 2 tahun terakhir. Hal ini berarti sekitar 80 persen rumah di wilayah tersebut hancur, membuat sebagian besar warga tak lagi memiliki tempat untuk kembali.

Direktur Jaringan LSM Palestina (PNGO) di Gaza, Amjad al-Shawa, memperkirakan tingkat kehancuran di Gaza mencapai sekitar 60 juta ton puing-puing, setara dengan 25 Menara Eiffel. Adapun proses pembangunan kembali rumah dan pembersihan puing-puing akan membutuhkan waktu yang lama

Menurutnya, prioritas utama saat ini adalah operasi bantuan dan respons kemanusiaan terhadap kebutuhan rakyat Palestina. Operasi tersebut mencakup pencarian dan evakuasi jenazah yang masih tertimbun reruntuhan, pencarian orang hilang, serta penyediaan tempat tinggal bagi warga yang kehilangan rumah.

3. Hampir 2 ribu tahanan Palestina dibebaskan dalam pertukaran dengan sandera Israel

Hamas dan Israel menyetujui tahap pertama rencana perdamaian Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pekan lalu, yang mencakup pembebasan tahanan Palestina dan sisa sandera Israel, penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan masuknya truk bantuan kemanusiaan setiap hari. Tahap kedua akan mencakup pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza, pembentukan kekuatan multinasional dan perlucutan senjata Hamas.

Pada Senin, Hamas membebaskan seluruh 20 sandera Israel yang masih hidup dan menyerahkan empat jenazah empat sandera lainnya. Sebagai imbalan, Israel membebaskan hampir 2 ribu tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, dengan sekitar 154 di antaranya diasingkan ke Mesir.

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, serangan brutal Israel telah menewaskan lebih dari 67.800 warga Palestina, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Perang tersebut meletus setelah Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sedikitnya 1.139 orang di Israel dan menyebabkan sekitar 200 orang lainnya disandera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team