ilustrasi software komputer (unsplash.com/Windows)
CEO CrowdStrike George Kurtz mengatakan bahwa perusahaan bertanggung jawab atas kesalahan tersebut dan perbaikan perangkat lunak telah dirilis. Dia memperingatkan kemungkinan diperlukan waktu untuk membuat sistem teknologi kembali normal.
"Kami sangat menyesal atas dampak yang kami timbulkan terhadap pelanggan, wisatawan, dan siapa pun yang terkena dampak ini," katanya, dikutip dari The New York Times.
Sementara itu, CEO Microsoft Satya Nadella menyalahkan CrowdStrike. Kendati demikian, dia mengatakan bahwa perusahaan berupaya membantu pelanggan menghadirkan sistem mereka kembali online.
Adapun seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, pemerintah melakukan komunikasi rutin dengan CrowdStrike dan telah mengumpulkan lembaga-lembaga terkait untuk menilai dampak gangguan tersebut terhadap operasi pemerintah federal.