Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
peta Sudan (pexels.com/Lara Jameson)
peta Sudan (pexels.com/Lara Jameson)

Jakarta, IDN Times - Badan pengungsi PBB (UNHCR) mengungkapkan bahwa lebih dari 4 juta orang telah melarikan diri dari Sudan sejak perang saudara meletus di negara tersebut pada April 2023.

“Sekarang memasuki tahun ketiga, 4 juta orang ini merupakan tonggak sejarah yang sangat memprihatinkan dalam krisis pengungsian paling parah di dunia saat ini,” kata juru bicara UNHCR, Eujin Byun, pada Selasa (3/6/2025).

Ia menambahkan, pengungsian yang terus berlanjut dapat mengancam stabilitas regional maupun global.

1. Para pengungsi hidup dalam kondisi memprihatinkan

Dossou Patrice Ahouansou dari UNHCR menyebutkan, lebih dari 800 ribu pengungsi Sudan telah tiba di Chad. Kondisi tempat tinggal mereka di sana sangat memprihatinkan karena kurangnya dana bantuan. Hingga kini, hanya 14 persen dari permohonan pendanaan yang terpenuhi

“Ini adalah krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini adalah krisis kemanusiaan. Ini adalah krisis perlindungan yang dipicu oleh kekerasan yang dilaporkan para pengungsi,” ujarnya.

Banyak dari para pengungsi tersebut telah mengalami teror dan kekerasan. Patrice Ahouansou menceritakan pertemuannya dengan seorang anak perempuan berusia 7 tahun di Chad yang terluka akibat serangan di kamp pengungsi Zamzam, Sudan.

Ayah dan dua saudara laki-lakinya tewas dalam serangan tersebut, sementara ibunya telah terbunuh dalam serangan sebelumnya.

2. Inggris serukan perhatian internasional terhadap Sudan

Pada Senin (2/6/2025), Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, mengatakan bahwa Sudan sedang mengalami bencana kemanusiaan terburuk di dunia. Dia menyerukan perhatian internasional terhadap negara tersebut.

“Krisis di Sudan adalah bencana kemanusiaan terburuk di dunia saat ini dan ini merupakan masalah yang sangat memprihatinkan,” kata Lammy di Maroko, dikutip dari The New Arab.

Ia mengecam keraguan dan kurangnya sorotan terhadap krisis Sudan di tingkat global, terutama di sebagian besar dunia Barat.

“Itulah sebabnya sejak awal menjabat, saya memutuskan akan melakukan segala yang saya bisa sebagai Menteri Luar Negeri Inggris untuk menarik perhatian dunia terhadap krisis ini,” tambahnya.

3. Konvoi bantuan PBB diserang

Perang di Sudan meletus pada April 2023, dipicu oleh oleh perebutan kekuasaan antara militer Sudan (SAF) dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Konflik ini telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa 13 juta warga mengungsi, dan memicu bencana kelaparan parah di beberapa daerah.

Dalam beberapa bulan terakhir, kekerasan semakin meningkat di wilayah barat Darfur, di mana RSF mengepung kota el-Fasher. Situasi ini semakin memperburuk krisis kelaparan yang terjadi di kawasan tersebut.

Dilansir dari Al Jazeera, konvoi bantuan dari Program Pangan Dunia (WFP) dan badan bantuan anak-anak PBB (UNICEF) yang mengirimkan makanan ke el-Fasher diserang pekan ini.

“Kami menerima informasi bahwa konvoi truk WFP dan UNICEF diserang tadi malam saat berada di Al Koma, Darfur Utara, sambil menunggu izin untuk melanjutkan perjalanan ke el-Fasher,” kata juru bicara UNICEF, Eva Hinds, pada Selasa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama