Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sebuah kapal.(unsplash.com/ Nick Karvounis)

Jakarta, IDN Times - Badan migrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, setidaknya 45 orang tewas dan puluhan orang lainnya hilang akibat dua kapal yang membawa pengungsi dari Afrika tenggelam di lepas pantai Djibouti.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Selasa (1/10/2024) menjelaskan, kapal tersebut meninggalkan Yaman dan membawa 310 orang di dalamnya sebelum tenggelam di Laut Merah.

“IOM mendukung layanan darurat negara bagian dalam operasi pencarian dan penyelamatan,” kata organisasi tersebut, menambahkan bahwa 32 korban selamat telah ditemukan, dikutip Al Jazeera.

1. Puluhan orang masih hilang

Menurut penjaga pantai Djibouti, upaya penyelamatan bersama telah dilakukan sejak Senin pagi. Sebanyak 115 orang berhasil diselamatkan, sementara puluhan orang lainnya masih hilang.

Kapal pembawa migran tersebut tenggalam dari jarak 150 meter dari pantai dekat wilayah Khor Angar yang berada di barat laut Djibouti. 

"Kami tetap berkomitmen menemukan orang-orang yang hilang dan memastikan keselamatan para korban selamat," kata penjaga pantai.

Dilansir dari Barron's, kejadian kapal tenggelam tersebut merupakan bencana terbaru di Rute Timur yang terkenal berbahaya bagi para migran dari Afrika. Setiap tahun, puluhan migran menempuh jalur Rute Timur dari Tanduk Afirika.

Penyeberangan dilakukan para migran guna melarikan diri dari konflik, bencana alam, atau prospek ekonomi yang buruk di negaranya. Mereka berlayar dengan menyeberangi Laut Merah menuju negara-negara Teluk yang kaya minyak.

2. Insiden yang tak kunjung berhenti

Editorial Team

Tonton lebih seru di