Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi prajurit (Pexels.com/Danilo Arenas)

Jakarta, IDN Times - Selama puluhan tahun, tentara Republik Demokratik Kongo (FARDC) telah bertempur dengan kelompok pemberontak bersenjata M23. Pemberontak tersebut merupakan salah satu dari sekitar 100 kelompok bersenjata lain yang aktif di wilayah timur negara tersebut.

Konflik antara M23 dengan FARDC telah memicu salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Dilansir dari The Guardian, sejak 1998, sekitar 6 juta orang tewas dan lebih dari 7 juta orang menjadi pengungsi di dalam negeri.

Kelompok pemberontak tersebut banyak yang berasal dari etnis minoritas Tutsi. Mereka memiliki hubungan dekat dengan etnis Tutsi di Rwanda, negara tetangga Kongo. Rwanda juga disebut-sebut mendukung pemberontak M23.

Berikut ini adalah lima fakta kelompok pemberontak M23 tersebut!

1. Kemunculan kelompok pemberontak M23

ilustrasi (Pexels.com/Jakson Martins)

M23 adalah singkatan dari Mouvement du 23 Mars. Kelompok ini bermula dari proses integrasi militan Rwanda yang gagal usai Perang Kongo. Mereka beroperasi di Kivu Utara. Di satu sisi, ada kelompok yang ingin gabung dengan Rwanda, tapi di sisi lain ada yang ingin tetap tinggal di Kongo.

Dilansir dari laman resmi Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), kelompok yang bertahan di Kongo membentuk Defence of the People (CNDP). Inilah kelompok pendahulu M23.

Upaya integrasi para pejuang CNDP ke dalam militer Kongo (FARDC) terjadi pada 23 Maret 2009, tapi upaya itu gagal. Upaya integrasi kembali dilakukan pada 2012, tapi juga berujung kegagalan. Para pejuang CNDP yang membelot, kemudian mendirikan M23, merujuk tanggal 23 Maret 2009.

2. M23 menguasai ibu kota Goma

Editorial Team

EditorRama

Tonton lebih seru di