Pemberontak M23 Rebut Kota Penting di RD Kongo

Jakarta, IDN Times - Pejabat Republik Demokraktik (RD) Kongo mengatakan, pemberontak M23 telah merebut kota Masisi di timur pada Minggu (5/1/2025). Masisi merupakan kota kedua yang direbut M23 dalam beberapa hari di provinsi Kivu Utara.
M23 melancarkan pemberontakan selama bertahun-tahun dan telah menguasai sebagian besar wilayah timur di RD Kongo sejak 2021. Negara tetangga Rwanda telah dituduh mendukung aksi kelompok tersebut.
1. Pemerintah akan berusaha mengambil alih wilayah yang direbut
Alexis Bahunga, anggota parlemen Kivu Utara, mengatakan pertempuran telah berkobar dalam beberapa minggu terakhir, yang menyebabkan M23 merebut wilayah dan menguasai Masisi, sebuah kota dan pusat administrasi lokal sekitar 80 kilometer dari Goma, ibu kota provinsi tersebut.
"Pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk memulihkan otoritas negara atas seluruh wilayah," katanya, dikutip dari Reuters.
Wakil parlemen lainnya, Jean-Pierre Ayobangira Safari, mengatakan bahwa Masisi telah dikuasai.
Kepala sebuah organisasi internasional yang bekerja di Masisi mengatakan, para staf terkejut dan tidak dapat meneruskan operasi karena berbagai bisnis ditutup, sehingga sulit mendapatkan pasokan. Dia juga mengatakan pekerja sulit meninggalkan kota itu karena khawatir akan adanya pertempuran.
2. M23 lancarkan pemberontakan untuk etnis Tutsi

M23 dibentuk sebagai cabang kelompok pemberontak lain dan mulai beroperasi pada 2012. Kelompok dipimpin etnis Tutsi di wilayah timur, yang telah lama mengeluhkan penganiayaan dan diskriminasi.
Corneille Nangaa, pemimpin Aliansi Sungai Kongo yang anti-pemerintah, yang mencakup M23 mengatakan pasukan pemberontak telah mencapai pusat Masisi pada Sabtu (4/1/2025).
Penduduk setempat mengatakan kelompok itu telah mengadakan pertemuan dengan penduduk kota tersebut dan menyampaikan mereka datang untuk membebaskan negara.
Tidak jelas berapa banyak orang yang tewas dalam pertempuran antara pihak pemberontak dan tentara serta milisi yang mendukung pemerintah. Kota tersebut dilaporkan tenang pada Minggu. Kelompok itu juga telah merebut kota Katale pada Jumat (3/1/2025).
Tahun lalu ada kekhawatiran M23 akan kembali menuju Goma, tapi pertempuran mereda hingga awal Desember.
3. Rwanda dituduh merebut mineral

Rwanda dituduh mendukung M23 agar dapat menjarah mineral-mineral di wilayah timur RD Kongo seperti emas, kobalt, dan tantalum, yang digunakan untuk membuat ponsel dan baterai untuk mobil listrik. Rwanda telah membantah menjadi saluran ekspor mineral ilegal dari tetangganya itu, dilansir dari BBC.
Pada Juli 2024, Rwanda tidak membantah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menudunya mengerahkan sekitar 4 ribu tentara untuk bertempur bersama M23.
Rwanda menganggap RD Kongo tidak berbuat banyak dalam mengatasi konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Rwanda sebelumnya mengatakan pihak berwenang tetangganya bekerja sama dengan beberapa pihak, yang bertanggung jawab atas genosida tahun 1994 terhadap etnis Tutsi dan Hutu moderat.
Angola telah berupaya memediasi perselisihan kedua negara itu, tapi pertemuan tingkat tinggi yang dijadwalkan pada bulan lalu ditunda.