bendera Falkland (Pixabay.com/jorono)
Selama lebih dari satu abad, Kepulauan Malvinas menjadi Kepulauan Falkland jajahan Inggris. Sebagian besar penduduk merupakan keturunan Inggris yang menentang klaim Argentina. Pada 1982, Presiden Argentina Leopoldo Galtieri memutuskan untuk menguasai kepulauan tersebut.
Dilansir Imperial War Museum, pasukan Argentina menduduki Malvinas pada 2 April dan gubernur Inggris Rex Hunt dideportasi bersama kontingen kecil pasukan yang dipaksa menyerah. Galtieri menunjuk Mario Menendez sebagai gubernur pulau dan komandan pasukan Argentina yang dikerahkan untuk mempertahankannya.
Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher kemudian menyetujui operasi militer untuk merebut kembali Kepulauan Malvinas. Sekitar 127 kapal perang, kapal selam dan kapal pembawa pasukan diluncurkan. Ini termasuk pesawat terbang dan peralatan tempur yang berlayar menuju Atlantik Selatan.
Dalam perang yang berlangsung lebih dari dua bulan, Inggris setidaknya kehilangan tujuh kapal dan lainnya mengalami rusak parah. Kapal perusak HMS Sheffield tercatat sebagai korban tragis karena tenggelam dihajar rudal jelajah Exocet AM39 milik Argentina.
Pertempuran itu dimenangkan Inggris yang kehilangan 255 pasukan. Argentina kehilangan 649 pasukan dengan lebih dari 11 ribu tentara dilucuti dan dipulangkan kembali ke negaranya.
Sejak itu, Kepulauan Malvinas menjadi Kepulauan Falkland dan menjadi wilayah seberang samudera Inggris sampai saat ini. Tapi sengketa dengan Argentina masih juga belum selesai tentang perebutan kedaulatan di wilayah tersebut.