ilustrasi kapal perang (Pixabay.com/PatrickE)
Kapal perang Moskva telah memiliki banyak pengalaman berharga. Pada 1989, kapal perang itu memberi penjagaan keamanan ketika pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) George Bush di Malta.
Dilansir Reuters, Presiden Vladimir Putin juga beberapa kali melakukan pertemuan dengan pemimpin dunia di kapal tersebut. Pada 2015, kapal Moskva juga berperan dalam operasi militer Rusia di Suriah untuk memberi perlindungan udara.
Menurut Jonathan Bentham dari Institut Internasional untuk Studi Strategis, kapal perang Moskva adalah salah satu aset Rusia yang dijaga ketat, kutip BBC. Kapal itu memiliki sistem antiudara tiga tingkat.
Tiga tingkat sitem itu adalah sistem pertahanan jarak menengah dan jarak pendek serta enam senjata sistem jarak dekat (CIWS). Dengan tiga sistem itu, Bentham berpendapat kapal perang Moskva seharusnya cukup untuk mencegah serangan rudal Neptun Ukraina.
"Sistem CIWS dapat menembakkan 5.000 peluru dalam satu menit, pada dasarnya menciptakan dinding antipeluru di sekitar kapal penjelajah, garis pertahanan terakhirnya," jelasnya.
Jika klaim Ukraina memang dapat diverifikasi bahwa kapal perang Moskva ditembus oleh rudal Neptun, maka perlu dipertanyakan kemampuan sistem pertahanan kapal Rusia tersebut.
Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, kapal perang Moskva telah menjadi duri bagi pasukan Ukraina. Kapal perang Moskva adalah kapal perang utama yang merebut pulau Ular milik Ukraina pada akhir Februari.
Di pulau itu, ada sekelompok pasukan Ukraina yang bertugas untuk menjaganya. Ketika dipaksa untuk menyerah, pasukan Ukraina melemparkan cacian "Russian warship, go fuck yourself."
Kini tenggelamnya kapal Moskva telah menjadi pukulan tersendiri bagi Rusia. Meski begitu, para pengamat militer melihat tenggelamnya Moskva tidak akan mengurangi secara signifikan kemampuan Rusia dalam menyerang Ukraina.